2. Otak Gagal Memanggil Ingatan yang Tersimpan
Jika selalu mengingat kembali memori jangka pendek, maka bisa saja masuk ke dalam memori jangka panjang. Memori jangka panjang dapat diingat kembali sampai beberapa waktu tertentu, bahkan bisa mencapai waktu yang sangat lama.
Tapi, meskipun memori jangka panjang dapat diingat kembali dalam waktu lama, detail-detail rangkaian kejadian yang ada pada memori tersebut lambat laun juga pasti akan terlupakan.
Ada teori yang menjelaskan bahwa setiap memori yang disimpan di dalam otak akan membentuk jejak-jejak memori. Teori ini disebut dengan teori peluruhan.
Menurut teori peluruhan, seiring berjalannya waktu, jejak-jejak memori ini akan memudar dan menghilang, apabila jarang mengulang kembali memori tersebut. Akhirnya, otak gagal memanggil informasi yang dibutuhkan.
3. Adanya Gangguan dari Memori Lain
Terdapat teori lain yang menjelaskan bahwa lupa tidak sepenuhnya disebabkan hilangnya memori yang tersimpan di otak. Tapi, dapat juga terjadi karena adanya gangguan (interferensi) dari memori lain. Teori itu disebut dengan teori interferensi.
Menurut teori tersebut, banyaknya informasi yang disimpan di otak membuat beberapa memori lain bisa saling bertumpuk. Akibatnya, otak jadi sulit mengingat sesuatu karena memori yang diinginkan terganggu atau terhalang oleh memori-memori yang lain.
Kemungkinan besar, gangguan akan terjadi ketika otak menerima beberapa informasi yang serupa. Selain itu, gangguan juga bisa terjadi karena otak harus menampung banyak informasi berbeda dalam selang waktu yang berdekatan.
Baca Juga: Murid SMA Ditembak Satpam Sekolah saat Berkelahi, Kena Kepala Sampai Mati Otak
4. Kecenderungan untuk elupakan suatu hal