Tanda-tanda Post-natal PTSD pada laki-laki sendiri hampir mirip dengan tanda-tanda Post-natal PTSD pada perempuan. Mereka cenderung menjadi mudah cemas, terlalu sensitif, dan sering mengalami flashback ke waktu kejadian saat sang Istri melahirkan.
Berbeda dengan istri yang sumber traumanya lebih pada sensasi nyeri selama proses persalinan, suami cenderung teringat dengan seluruh susana yang terekam di otaknya. Apa yang ia dengar dan lihat, sulit terhapus dari ingatannya.
"Karena suami kan melihat langsung, jadi kemungkinan besar gambaran proses melahirkan itu terekam jelas. Misalnya, ketika melihat darah, dia jadi teringat saat istrinya perdarahan, atau saat mendengar anaknya nangis."
"Bahkan ingatan dari penciuman, seperti bau obat atau bau yang mengingatkan dengan rumah sakit, akan memicu rasa cemas,” pungkas Ajeng.
Dalam kondisi yang lebih ekstrem, suami dengan stres dan trauma pasca-melahirkan akan mengalami mimpi buruk.
Post-natal PTSD juga bisa memicu perubahan perilaku. Beberapa pria menjadi oversensitive dan terlalu khawatir dengan kondisi sang Istri serta anaknya.
Respons ini mungkin bisa tergolong cukup baik karena pada akhirnya suami menjadi lebih perhatian terhadap istri dan juga sang anak, selama tidak berlebihan.
Respons tidak peduli juga mungkin ditunjukkan oleh pria yang mengalami kondisi ini. Menurut Ajeng, ada pula suami yang menjadi pasif dan tidak peduli dengan istri yang sibuk merawat bayi kecil mereka.
Pentingnya Dukungan Istri
Sebagai seorang istri, berhadapan dengan suami yang mengalami Post-natal PTSD mungkin tidak nyaman. Dia sendiri masih membutuhkan dukungan merawat bayi. “Meski sulit, istri harus paham dengan kondisi suami dan sebisa mungkin memberikan dukungan,” ujar Ajeng.
Baca Juga: Kenapa Wanita Lebih Mudah Lupa setelah Melahirkan? Ini Sebabnya!
Dukungan istri membuat penanganan Post-natal PTSD yang dialami suami menjadi lebih mudah. Penanganan terbaik adalah berkonsultasi dengan profesional, psikiater, atau psikolog.