Kasus COVID-19 Turun, Shanghai Belum Akan Turunkan Pembatasan Perjalanan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Sabtu, 23 April 2022 | 02:10 WIB
Kasus COVID-19 Turun, Shanghai Belum Akan Turunkan Pembatasan Perjalanan
Ilustrasi virus Corona Covid-19. (Dok. Envato)

Suara.com - Kota Shanghai di China belum akan mencabut pembatasan perjalanan, meski kasus COVID-19 mengalami penurunan.

25 Juta penduduk Shanghai bakal terus menghadapi pembatasan COVID-19. Otoritas setempat mengatakan bahwa pemberantasan virus di permukiman akan dilakukan satu per satu dan bahwa kehidupan akan segera kembali normal selama penduduk mematuhi aturan.

Namun, beberapa distrik di Shanghai memperketat pembatasan sosial. Bahkan di sejumlah permukiman yang sudah memenuhi kriteria untuk pelonggaran, para pejabatnya melarang penduduk meninggalkan rumah. Kondisi itu membuat frustrasi di tengah masyarakat yang telah menjalani isolasi berpekan-pekan.

"Tujuan kami adalah mencapai nol kasus COVID di komunitas secepat mungkin," kata pemerintah, merujuk pada target menghilangkan penularan di luar kawasan karantina.

Ilustrasi Covid-19 (Pixabay)
Ilustrasi Covid-19 (Pixabay)

"Ini menjadi indikasi yang penting bahwa kami memenangi pertempuran besar dan sulit melawan epidemi ini… sehingga kami dapat kembali berproduksi dan hidup normal," kata pemerintah dalam keterangannya, dikutip dari ANTARA.

Shanghai mengunci nyaris semua penduduknya di dalam rumah dari awal April setelah infeksi mulai melonjak. Penduduk mengalami kerugian ekonomi, terpisah dengan kerabat dan kesulitan memenuhi kebutuhan pokok.

Pejabat kesehatan sebetulnya telah memberi harapan tentang kembalinya kehidupan normal saat mengatakan bahwa penularan telah dikendalikan. Namun, pejabat kota memupus harapan itu karena varian Omicron yang sangat menular terbukti sulit diberantas.

Shanghai pada Kamis malam mengumumkan putaran baru pencegahan dengan "sembilan langkah besar", termasuk tes massal di seluruh kota mulai Jumat, meminimalkan pergerakan manusia, dan mempercepat pemindahan pasien ke pusat karantina.

Sejumlah video beredar luas di media sosial China pekan ini tentang bus-bus penuh pasien yang menuju pusat karantina di luar Shanghai.

Baca Juga: Platform Grosir Online Diharapkan Bisa Bantu UMKM Masuki Era Ekonomi Modern

Beberapa penduduk mengeluh perintah isolasi dikeluarkan secara massal tanpa pandang bulu demi kecepatan dan efisiensi, tanpa mempertimbangkan kondisi setiap orang.

Pemerintah kota mendesak masyarakat untuk mematuhi aturan yang ketat agar kemajuan yang sudah dicapai tidak sirna.

Zhang Chen, seorang warga Shanghai (30), mengatakan kepada Reuters bahwa puteranya (4) dan neneknya (84) dibawa ke pusat karantina pada Minggu bersama kedua mertuanya. Dia khawatir kondisi buruk di fasilitas itu mempengaruhi kesehatan mereka.

Dia mengatakan makanan di sana kurang bergizi, sarapan hanya dua lembar roti; gedungnya berdebu dan hanya sebagian direnovasi; tak ada pancuran air; dan toiletnya sedikit.

"Mereka pasien, bukan penjahat. Tapi di sini mereka seperti penjahat, dan dibawa untuk menderita," kata Zhang.

Pemerintah Shanghai tidak menanggapi permintaan untuk berkomentar.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI