Pria biasanya tidak pernah berhenti memproduksi sperma. Namun, bukan berarti pria tidak memiliki masa subur atau jam biologi seperti wanita.
Penelitian telah menunjukkan bahwa pria usia lanjut lebih mungkin untuk memiliki anak dengan gangguan perkembangan saraf.
"Semakin tua seorang pria, semakin tinggi kemungkinan DNA spermanya rusak yang menyebabkan mutasi genetik dan cacat lahir pada anak," jelasnya.
Selain usia, ada banyak faktor gaya hidup yang dapat merusak kualitas sperma. Contohnya, pola makan yang buruk, merokok dan merokok vape, minum alkohol, menggunakan narkoba, dan obesitas.
"Merokok baik rokok maupun vape telah dikaitkan dengan penurunan kualitas sperma, tetapi juga jumlah dan motilitasnya," kata Profesor Minhas.
Motilitas sperma adalah kemampuan sperma untuk bergerak secara efisien melalui saluran reproduksi wanita untuk mencapai dan membuahi sel telur.
Motilitas non-progresif adalah sperma yang tidak berjalan dalam garis lurus atau berenang dalam lingkaran yang sangat sempit, yang bisa menjadi penyebab infertilitas pada pria.
Profesor Minhas menambahkan beberapa obat rekreasi, seperti ganja, kokain dan steroid anabolik juga bisa merusak kualitas sperma dan mempengaruhi kesuburan pria.
Baca Juga: Waspada, Virus Corona Covid-19 Bisa Berdampak Buruk pada 5 Organ Tubuh Ini!