Suara.com - Kontrasepsi jadi alat paling umum digunakan oleh pasangan suami istri untuk menunda atau pun mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Penggunaan alat kontrasepsi juga bisa untuk mencegah penularan infeksi penyakit menular antar pasangan.
Ada beragam jenis kontrasepsi yang bisa digunakan. Hanya saja masyarakat perlu cermat memilih kontrasepsi yang aman untuk kesehatan. Berikut delapan alat kontrasepsi yang telah direkomendasikan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
1. Implan
Implan bekerja dengan mempengaruhi keadaan lendir dalam rahim juga pelepasan sel telur. Sehingga pada umumnya penggunaan implan akan membuat haid terhenti atau kadang timbul bercak.
Meski begitu, haid yang tidak keluar setelah pasang implan tidak akan menumpuk menjadi darah kotor dalam tubuh. Haid yang terhenti akibat penggunaan implan atau hormonal lainnya tidak berbahaya.
Proses siklus haid terhenti akibat pelepasan sel telur dihambat, sehingga tidak ada sel telur yang menempel di dinding rahim. Proses haid yang terhenti mengakibatkan tidak ada permukaan pada dinding rahim yang menyebabkan haid.
Implan akan dipasang di bawah kulit, di mana hanya ada sedikit pembuluh darah besar. Sehingga tidak banyak darah yang akan keluar sebelum pemasangan implan. Calon peserta KB juga akan dibius vokal terlebih dahulu, sehingga tidak akan terasa sakit saat pemasangan implan.
2. IUD

IUD dipasang di rongga rahim yang tidak memiliki lubang lain selain vagin. Rumor tentang IUD bisa berpindah ke organ lain seperti jantung dan otak sangat tidak benar.
Baca Juga: Geger 'Benda Keramat' Tertinggal di Bangku Kereta, Bikin Penumpang Melotot, Netizen: Apaan Tuh?
Sebab, untuk suatu benda dapat beredar ke seluruh tubuh, perlu lewat perantara aliran darah. IUD tidak mungkin berpindah-pindah ke luar rongga rahim. IUD hanya bisa keluar melalui vagina atau bergeser di sekitar rongga rahim. Oleh karena itu pengguna dianjurkan kontrol rutin ke tenaga medis.