Suara.com - Deteksi dini kelainan kelenjar paratiroid penting dilakukan untuk mencegah komplikasi yang berpotensi fatal. Hal itu dinyatakan oleh Kepala Departemen Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RSUPN Cipto Mangunkusumo, Diani Kartini.
"Kelainan pada kelenjar paratiroid, meski kecil dan tersembunyi, seperti hiperparatiroid, dapat memicu komplikasi serius jika tidak segera dideteksi dan ditangani," katanya, Rabu (11/12/2024).
Kelenjar paratiroid yang terletak di belakang kelenjar tiroid, memiliki peran penting dalam pengaturan metabolisme kalsium. Keseimbangan kalsium ini memengaruhi kesehatan tulang, ginjal, dan sistem pencernaan.
Menurut Dr Diani, kelainan ini kerap tidak disadari karena gejalanya yang tidak spesifik. "Pasien sering kali mengeluhkan nyeri tulang tanpa mencurigai gangguan pada kelenjar paratiroid. Padahal, nyeri tersebut dapat disebabkan oleh peningkatan hormon paratiroid," tuturnya.
Kondisi ini berisiko menurunkan kepadatan tulang hingga memicu patah tulang, gangguan ginjal, dan masalah pencernaan.
Diani menegaskan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mengenali gejala awal kelainan pada kelenjar paratiroid. Gejala seperti nyeri tulang yang sering terjadi atau patah tulang tanpa sebab yang jelas harus segera diperiksakan.
Pemeriksaan kadar kalsium dan hormon paratiroid dianjurkan sebagai langkah awal dalam deteksi dini kelainan kelenjar paratiroid.
Diani mengingatkan bahwa pemeriksaan lanjutan diperlukan untuk menentukan penyebab kelainan, apakah itu tumor jinak, tumor ganas, atau hiperplasia kelenjar. Penanganan seperti pembedahan dapat dilakukan jika terdapat pembesaran kelenjar yang signifikan.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kadar vitamin D yang cukup untuk mendukung fungsi optimal kelenjar paratiroid. Kekurangan vitamin D dapat memperburuk kelainan, terutama pada pasien dengan riwayat gagal ginjal.
"Deteksi dini kelainan kelenjar paratiroid sangat penting untuk mencegah komplikasi serius dan memastikan pengobatan yang tepat," katanya. (antara)