Bukan Penyakit Keturunan atau Kutukan, Ini Fakta Tentang Kusta

Vania Rossa Suara.Com
Selasa, 04 Maret 2025 | 17:53 WIB
Bukan Penyakit Keturunan atau Kutukan, Ini Fakta Tentang Kusta
Ilustrasi tangan yang terkena kusta. (Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Direktur Eksekutif NLR Indonesia, Agus Wijayanto, mengatakan organisasi nirlabanya yang juga fokus pada pemberantasan kusta di Indonesia meluncurkan "Project Zero Leprosy," sebuah inisiatif strategis berbasis kolaborasi, edukasi, dan pemberdayaan komunitas.  

Program tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah kasus kusta di Indonesia dan memberikan dukungan kepada orang yang pernah menderita penyakit kusta (OYMPK).

"Kami berkomitmen untuk mencapai target Indonesia Bebas Kusta atau Zero Leprosy pada 2045. Target ini tentu harus dilakukan secara kolaboratif," imbuhnya.

Sejalan dengan pemerintah, NLR Indonesia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah, organisasi masyarakat, dan masyarakat umum, dalam upaya pemberantasan kusta.

Guru Besar Tetap Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) sekaligus Dewan Pembina NLR Indonesia, Prof. Dr. dr. Sri Linuwih Menaldi, Sp.D.V.E, Subsp.D.T, FINSDV, FAADV mengatakan, kusta bukan penyakit keturunan atau kutukan.

"Ini mitos keliru yang masih kuat di masyarakat, karena faktanya kusta adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan bisa disembuhkan, bahkan bisa mendapatkan perawatan dan pengobatan gratis dari puskesmas," ujarnya.

Namun, bila penderita kusta tidak diobati, maka risikonya, kata Sri Linuwih Menaldi, bisa menimbulkan komplikasi berupa kecacatan. 

Untuk diketahui, kusta termasuk dalam penyakit manusia yang tertua. 

Berdasarkan catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kusta diperkirakan sudah ada sejak ribuan tahun lalu.

Baca Juga: Mengenal Metode Endoskopi Untuk Deteksi Dini Penyakit: Benarkah Hasilnya Lebih Akurat?

Sri Linuwih Menaldi menyebut kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI