ADINKES 2025: Menyatukan Langkah Nasional untuk Mewujudkan Indonesia Sehat dan Bebas Dengue

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 04 Mei 2025 | 07:51 WIB
ADINKES 2025: Menyatukan Langkah Nasional untuk Mewujudkan Indonesia Sehat dan Bebas Dengue
Nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang menularkan virus dengue. (Sumber: Shutterstock)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sebagai negara tropis, Indonesia menjadi tempat ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, penyebab utama dengue

Data Kementerian Kesehatan mencatat peningkatan signifikan kasus dengue sejak pertama kali ditemukan pada 1968. Pada 2024, 488 dari 514 kabupaten/kota di Indonesia telah terjangkit dengue, hampir seluruh wilayah nasional.

Yang mengkhawatirkan, nyamuk dengue kini tak lagi musiman. Mereka dapat ditemukan sepanjang tahun, membuat risiko infeksi semakin tinggi. Bahkan, seseorang yang pernah sembuh dari dengue bisa kembali terinfeksi dengan gejala yang lebih berat. 

“Dengue dapat menyebabkan kondisi parah, bahkan kematian. Maka pencegahan menjadi langkah yang paling krusial,” jelas Dr. dr. I Made Susila Utama, SpPD-KPTI FINASIM dalam sesi panel bertema Efektivitas Vaksinasi untuk Pengendalian Dengue.

Ia juga menekankan pentingnya vaksinasi sebagai metode inovatif yang membentuk pertahanan alami tubuh. 

“Namun, perlindungan optimal hanya bisa diperoleh bila vaksinasi dilakukan sesuai dosis yang dianjurkan,” tambahnya.

Praktik Baik dari Daerah

Menanggapi urgensi penanganan dengue, beberapa pemerintah daerah mengambil langkah progresif dengan menerapkan vaksinasi sebagai strategi pencegahan. 

Kalimantan Timur menjadi pelopor program vaksinasi dengue publik pertama di dunia. dr. H. Jaya Mualimin, SpKJ, M.Kes, MARS, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, menjelaskan bahwa program ini dimulai pada November 2023 di Balikpapan, menyasar 9.800 anak usia sekolah dasar.

Baca Juga: Pekan Imunisasi Dunia 2025: Terobosan Baru untuk Lindungi Kesehatan Sepanjang Hayat

“Hasilnya sangat menggembirakan. Angka hospitalisasi menurun, dan tidak ditemukan infeksi ulang pada anak-anak yang telah mendapatkan vaksin dosis lengkap,” jelas dr. Jaya. Program ini juga telah diperluas ke Samarinda, mencakup lebih dari 2.700 anak.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI