Suara.com - Penyakit ginjal kronis (PGK) menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, lebih dari 700.000 orang saat ini menderita penyakit ginjal, dan pada tahun 2023 jumlah penderita gagal ginjal diperkirakan mencapai 1,5 juta orang.
Kondisi ini menuntut pelayanan kesehatan yang lebih efektif dalam menangani komplikasi penyakit ginjal kronis, khususnya pasien yang memerlukan terapi pengganti ginjal.
Pasien gagal ginjal biasanya menjalani hemodialisis (HD) konvensional sebagai bentuk terapi pengganti fungsi ginjal. Namun, metode ini memiliki keterbatasan, antara lain tidak mampu mengeluarkan molekul racun yang berukuran lebih besar secara optimal.
Akibatnya, pasien sering mengalami keluhan seperti gatal, kelelahan berlebih, tekanan darah rendah saat dialisis, dan kram otot. Masalah-masalah ini tidak hanya mengganggu kualitas hidup tetapi juga berisiko menimbulkan komplikasi jangka panjang.

Sebagai jawaban atas tantangan ini, RS Medistra meluncurkan layanan Hemodiafiltrasi (HDF), sebuah inovasi terapi pengganti ginjal yang menggabungkan mekanisme difusi dan konveksi dalam membersihkan darah.
Teknologi HDF mampu mengeluarkan racun berukuran kecil hingga besar secara lebih menyeluruh, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup pasien secara signifikan.
“Teknik dialisis modern seperti HDF menyaring molekul lebih efektif dibandingkan hemodialisis konvensional. Ini menurunkan risiko hipotensi selama dialisis berlangsung, serta menurunkan risiko rawat inap dan komplikasi jangka panjang,” jelas dr. Ni Made Hustrini, Sp.PD-KGH, salah satu dokter spesialis yang menangani terapi ini.
Selain teknologi canggih, layanan HDF di RS Medistra juga didukung oleh mesin dialisis generasi terbaru dan sistem pengolahan air yang menghasilkan cairan substitusi ultrapure. Sistem ini telah memenuhi standar kesehatan sehingga memastikan cairan yang masuk kembali ke tubuh pasien aman dan minim risiko infeksi.
Prof. Dr. Jose Roesma, Ph.D, Sp.PD, KGH, menambahkan, “Setiap terapi, termasuk HDF, perlu disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Namun, teknologi ini memberikan harapan baru dalam terapi ginjal kronik, terutama bagi pasien yang mengalami komplikasi serius dengan metode konvensional.”
Baca Juga: 9 Ciri-ciri Ginjal Sedang Bermasalah, Jangan Anggap Remeh!
Selain itu, seluruh prosedur terapi dijalankan oleh tenaga medis yang telah mendapat pelatihan khusus dan sertifikasi HDF. Monitoring ketat selama terapi mencakup pemantauan tekanan darah, kadar elektrolit, dan kenyamanan pasien, sehingga keselamatan dan kenyamanan pasien tetap terjaga.
“Kami ingin memastikan bahwa pasien tidak hanya menerima terapi medis, tapi juga pelayanan yang manusiawi, personal, dan penuh perhatian,” ujar dr. Adhitya Wardhana, MARS, Direktur RS Medistra.
Layanan HDF tersedia di poli penyakit dalam – subspesialis ginjal, dengan proses pemeriksaan awal oleh dokter untuk menentukan indikasi dan kelayakan terapi, termasuk kesiapan akses vaskular. Fasilitas ini buka setiap hari kerja dan akhir pekan, serta melayani pasien rawat jalan maupun rawat inap.
Mencegah Penyakit Ginjal
Meski demikian, penyakit ginjal sendiri sebenarnya bisa dicegah. Berikut 5 cara efektif yang bisa Anda lakukan untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah komplikasi serius:
Lakukan Pemeriksaan Rutin