Tekanan Sosial hingga Luka Menyusui: Tantangan di Balik Rendahnya Angka ASI Eksklusif

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Selasa, 26 Agustus 2025 | 14:55 WIB
Tekanan Sosial hingga Luka Menyusui: Tantangan di Balik Rendahnya Angka ASI Eksklusif
Ilustrasi menyusui. (Elements Envato)

Suara.com - Tingkat pemberian ASI eksklusif di Indonesia masih jauh dari harapan. Data Survey Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 mencatat hanya 55,5% bayi yang mendapat ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupannya. Padahal, menyusui merupakan fase krusial bukan hanya untuk pemenuhan nutrisi, tetapi juga pembentukan ikatan emosional antara ibu dan anak.

Di balik angka tersebut, banyak ibu menghadapi tantangan berat. Mulai dari kurangnya pengetahuan soal teknik menyusui, luka pada puting yang sering dianggap wajar, hingga minimnya dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar.

Kondisi ini sering membuat ibu merasa tertekan, bahkan menghentikan proses menyusui lebih cepat dari yang seharusnya.

“Di Layanan Laktasi RS Sari Asih cabang Ciputat, kami melihat banyak ibu yang sebenarnya ingin menyusui secara optimal, namun merasa kesepian atau kurang percaya diri. Maka dari itu, program seperti ini sangat penting untuk meningkatkan semangat sekaligus memperdalam literasi menyusui,” jelas dr. Hikmah Kurniasari, MKM, CIMI, IBCLC, Dokter Umum dengan keahlian internasional di bidang konseling menyusui serta pijat bayi dan MP-ASI.

Ilustrasi Hak Ibu Menyusui (Freepik)
Ilustrasi Hak Ibu Menyusui (Freepik)

Faktor budaya juga menambah kerumitan. Banyak tradisi yang menormalisasi rasa sakit saat menyusui tanpa penanganan medis, padahal hal itu dapat menghambat produksi ASI.

Edukasi berbasis bukti ilmiah menjadi langkah penting untuk mengubah persepsi yang keliru sekaligus meningkatkan kualitas pemberian ASI.

Peran tenaga kesehatan, konseling, serta pendampingan psikologis sangat menentukan rasa percaya diri ibu. Sementara itu, di era digital, akses pada informasi yang benar dapat menjadi peluang besar untuk memperluas kesadaran mengenai pentingnya ASI eksklusif.

Untuk memperingati Pekan Menyusui Sedunia 2025, Liberty Indonesia bersama RS Sari Asih menggelar kampanye edukatif bertajuk Giveaway Spesial Breastfeeding Week 2025. Kegiatan ini dihadirkan sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan para ibu menyusui sekaligus ruang berbagi pengalaman.

“Menyusui merupakan perjalanan emosional dan fisik yang luar biasa bagi setiap Mom. Melalui kampanye ini, kami ingin menghadirkan ruang apresiasi dan berbagi antar sesama Mom, sekaligus mendukung mereka dengan produk yang aman dan berkualitas,” ujar Regita Infantri, PIC Liberty Indonesia, Kamis (7/8/2025).

Baca Juga: Kisah Mpok Alpa dan Dilema Menyusui bagi Pejuang Kanker Payudara: Amankah untuk Bayi?

Liberty menekankan aspek keamanan produk untuk mendukung tumbuh kembang bayi.

“Sebagai Brand Lokal rangkaian produk Liberty yang kami luncurkan memiliki keunggulan dalam segi keamanan berkat material unggulan yang digunakan, serta diformulasikan khusus untuk bayi dan anak. Ini ditambah dengan uji laboratorium yang telah kami lakukan sehingga memenuhi syarat ijin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersertifikat Halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI),” jelas Erwin Lasmana, Direktur PT. Inti Cosmetic Lestari.

Dalam kampanye ini, Liberty dan RS Sari Asih memberikan hadiah berupa saldo e-wallet senilai total Rp500.000 untuk dua orang pemenang, serta paket produk perawatan bayi Liberty Indonesia, termasuk Liberty Hair Oil Candlenut Oil + Urang Aring Oil dan Liberty Head To Toe Baby Wash non-SLS serta anti-irritant.

"Melalui inisiatif seperti ini, kami berharap bisa menjadi bagian dari perjalanan tumbuh kembang bayi Indonesia, dimulai dari sentuhan pertama sang ibu,” tambah Regita.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?