Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter

Rabu, 08 Oktober 2025 | 18:33 WIB
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
Dokter Obstetri dan Ginekologi, dr. Olivia Oktaviani Prastiwi, Sp.OG dalam acara Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia oleh PT Hexpharm Jaya di Jakarta, Sabtu (4/10/2025)
Baca 10 detik
  • Banyak yang masih bertanya-tanya saat pilih alat kontrasepsi (KB) setelah menikah bisa bikin sulit hamil.
  • Menurut dr. Olivia penggunaan kontrasepsi tidak menyebabkan kemandulan (infertilitas), efeknya hanya menunda sementara masa subur.

  • Pemilihan jenis kontrasepsi menuruharus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi tubuh, gaya hidup, dan rencana jangka panjang pasangan, dengan konsultasi dokter sangat dianjurkan.

Suara.com - Banyak pasangan suami istri muda yang baru menikah pilih menunda punya anak alasan kesibukan. Namun banyak yang bingung saat pilih alat kontrasepsi (alat KB), bahkan khawatir keputusan ini buat mereka sulit memiliki buah hati di kemudian hari.

Dokter Obstetri dan Ginekologi, dr. Olivia Oktaviani Prastiwi, Sp.OG mengatakan kekhawatiran tersebut sebetulnya tidak perlu dipikirkan secara berlebihan. Ini karena menurutnya semua kontrasepsi bisa dipastikan aman.

“Sebenarnya kontrasepsi jenis apa pun aman. Tapi itu balik lagi ke kebutuhan setiap pasiennya,” ujar dr. Olivia dalam acara Peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia oleh PT Hexpharm Jaya Laboratories (Hexpharm Jaya) di Jakarta, Sabtu (4/10/2025).

dr. Olivia menjelaskan ada beragam jenis alat kontrasepsi, dan memiliki cara kerja yang berbeda. Ada metode yang bersifat hormonal, seperti suntik KB 3 bulan atau pil KB kombinasi, dan ada juga yang non-hormonal seperti IUD.

Pemilihan metode alat kontrasepsi ini menurut dr. Olivia sangat bergantung pada kondisi tubuh, gaya hidup, serta rencana jangka panjang pasangan tersebut. Apalagi khusus KB suntik bisa membuat pihak perempuan tidak menstruasi.

“Kalau misalkan kontrasepsinya suntik KB selama 3 bulan, dia dibuat tidak menstruasi sama sekali. Nah, untuk balik lagi suburnya kita butuh waktu sekitar kurang lebih empat bulan atau sampai satu tahun,” jelas dr. Olivia.

Ini artinya tubuh butuh waktu untuk kembali menyesuaikan diri setelah berhenti menggunakan KB suntik, termasuk untuk bisa memulai program kehamilan. Sementara itu, metode lain seperti pil KB kombinasi justru lebih cepat memulihkan kesuburan.

“Pil KB kombinasi karena kalau di-set up selesai, dia bisa baliknya cepat,” ujar Olivia.

“Biasanya kan pil KB kombinasi ada 21 harinya hormon, 7 harinya non-hormonal. Jadi setelah 21 hari hormon itu selesai, kalau kita mau langsung tidak pakai (kontrasepsi) lagi, bisa langsung subur,” lanjutnya.

Baca Juga: Benarkah Pil Kontrasepsi Pengaruhi Suasana Hati hingga Picu Depresi Wanita? Ini Hasil Penelitian Terbaru!

Di sisi lain, Group Marketing Head PT Hexpharm Jaya Laboratories, apt. Feri, S.Farm mengatakan pemakaian alat kontrasepsi ini juga mendukung perennial keluarga yang lebih matang. Termasuk mengembalikan hak perempuan atas tubuhnya.

“Kontrasepsi bukan sekadar pilihan medis, melainkan hak fundamental bagi setiap perempuan untuk memiliki kendali atas tubuh dan masa depan. Oleh karena itu, kami berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya family planning (perencanaan keluarga) dan memperluas akses kontrasepsi yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Feri.

Melalui berbagai data dan cara kerja alat kontrasepsi ini, dr. Olivia lantas menegaskan penggunaan kontrasepsi jangka panjang tidak menyebabkan perempuan menjadi mandul alias infertilitas.

Adapun efek yang muncul hanyalah penundaan sementara pada masa subur, bukan kerusakan sistem reproduksi.

“Kalau misalkan semakin lama dia menggunakan kontrasepsi tidak akan membuat semakin lama dia sulit untuk punya buah hati,” katanya.

Menurutnya, keberhasilan memiliki anak tetap bergantung pada banyak faktor, seperti usia, kondisi kesehatan reproduksi, dan bahkan faktor keberuntungan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI