Suara.com - Bakal cawapres Koalisi Perubahan, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, membacakan sebuah puisi karya penulis Raditya Dika yang berjudul 'Kepada Orang yang Baru Patah Hati'.
Puisi itu dibacakan Cak Imin dalam acara Pameran, Lelang Lukisan, dan Orasi Budaya di Tugu Kunstkring Paleis, Jakarta Pusat, Kamis (26/10/2023). Selain Cak Imin, hadir pula bakal capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan.
Namun, mantan Gubernur DKI Jakarta itu lebih dulu meninggalkan lokasi. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah seniman nasional seperti di antaranya Jose Rizal Manua, Sutardji Calzoum Bachri, Arifin C Noer.
Awalnya, Cak Imin memberikan sambutan dalam acara tersebut. Dalam sambutannya, Ketua Umum PKB itu berbicara mengenai Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya.
Namun, Indonesia belum mampu menghargai karya seni yang dibuat dengan penuh kesabaran. Muhaimin itu lalu menyinggung mengenai belum adanya program untuk Dana Abadi untuk apresiasi kesenian.
"Indonesia belum sepenuhnya memberikan penghargaan kepada karya cipta dan seni budaya itu, salah satu buktinya belum dana abadi yang memadai bagi apresiasi kebudayaan kita," ucap Cak Imin.
Selain itu, Cak Imin juga berbicara mengenai pentingnya seniman muda untuk diberikan akses mengembangkan minat dan bakatnya.
"Perlu dipikirkan juga cara agar seniman seniman muda yang berbakat mendapatkan ruang untuk mengembangkan kapasitasnya," kata Cak Imin.
Sebelum menutup sambutannya, Cak Imin kemudian membacakan sebuah puisi karya Raditya Dika. Puisi itu berjudul 'Kepada Orang yang Baru Patah Hati'.
Baca Juga: Usai Bertemu Presiden PKS, Din Syamsudin Nyatakan Dukungan ke Anies - Cak Imin
"Mengakhiri sambutan ini saya boleh baca puisi ya," ujar Cak Imin sambil membuka sebuah kertas di atas panggung.
Berikut isi puisi Raditya Dika yang dibacakan Cak Imin:
Kepada orang yang baru patah hati
Persilahkan dirimu bersedih. Orang-orang punya pandangan yang aneh tentang bersedih.
Seakan-akan bersedih adalah hal yang tabu, seakan kamu harus buru-buru tertawa.
Setelah hal buruk menimpah, tapi tidak. Seperti hujan di tepi senja, kamu harus membiarkan setiap sendu yang ada.
Setiap kematian butuh peratapan, begitu pun cinta yang telah mati, maka lakukanlah apa yang orang patah hati lakukan.