"Jadi intinya apapun statement Jokowi juga kebalikan. Kalau katanya nggak boleh itu boleh, kalau nggak boleh berarti boleh. Jadi dari dulu kan inkonsistensi itu terjadi ya statement, statement politik beliau nggak bisa dipegang omongan beliau," kata Pangi.
Sementara itu, soal Jokowi dituding cawe-cawe oleh PKS, Pangi hanya menegaskan tidak ada orang tua yang tidak ingin anaknya menjadi kepala daerah, baik itu level bupati/wali kota, apalagi tingkat gubernur.
"Sehingga ya itu biasa saja hari ini ketika PKS mengatakan Pak Jokowi sudah menyodorkan nama, nah enggak ada yang ngaku juga kan, ngapain juga ngaku kan. Itu juga menurunkan harkat, wibawa, dan martabatnya Jokowi kan," tutur Pangi.
"Sehingga memang terlihat, terkesan Jokowi ngemis-ngemis lah. Tapi orang tua mana yang enggak sayang sama anaknya, yang nggak mau anaknya jadi kepala daerah, kan semua orang tua sama. Ya sudah kita fair aja, kita tahu aja lah," imbuhnya.
Jokowi Bantah Cawe-cawe
Jokowi terang-terangan menepis isu setelah dirinya disebut-sebut menyodorkan nama putra bungsunya, Kaesang Pangarep ke sejumlah partai politik untuk diusung di Pilkada Jakarta 2024. Jokowi mengklaim dirinya tidak akan cawe-cawe untuk mendorong Kaesang menjadi kontestan di Pilkada Jakarta.
"Saya tidak pernah menyodorkan kepada siapa pun, kepada partai juga tidak pernah, tanyakan ke partai-partai," kata Jokowi di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).

Jokowi lantas menegaskan bahwa urusan-urusan mengenai pencalonan kepala daerah dalam Pilkada serentak 2024 menjadi ranah partai politik. Ia menegaskan posisinya sebagai presiden, bukan sebagai ketua umum apalagi penilik partai.
"Urusan, urusan Pilkada itu urusannya partai politik. Urusan mencalonkan itu juga urusan partai politik. Saya bukan ketua partai. Saya bukan pemilik partai. Jadi jangan ditanyakan kepada saya," kata Jokowi.
Isu Jokowi Cawe-cawe