Meski demikian August tak menampik bahwa stigma negatif pernah didapat setelah mendapat vonis HIV. Bahkan virus ini membuatnya sempat kehilangan pekerjaan.
"Bulan Juli 2016 waktu pertama kali saya positif HIV dan kantor tahu saya diminta untuk menandatangani surat pengunduran diri," kata dia.
Tapi August tak mau ambil pusing. Ia terus membuktikan bahwa HIV bukan halangan bagi dirinya untuk produktif. Ia juga tak pernah lelah mengedukasi orang terdekatnya bahwa HIV tak semudah itu menular hanya dengan bersentuhan.
"Ada teman baik, dulu baik. Biasa makan tidur di rumah mewahnya. Kemarin itu, saya pergi bantu bikin kue kering. Dia bilang eh, elu udah cuci tangan belum? Elu mesti pakai sarung tangan plastik. Kalau nggak nanti menular ke kami. Bah, sebodoh itu ya otakmu, aku bilang. Mereka nggak ngerti," imbuh August.
Meski demikian masih ada orang-orang baik yang mendukung dirinya untuk menjalani hidup seperti biasa. Inilah yang disyukuri August. Ia merasa tak sendiri berjuang melawan virus dan vonis dokter.
Terus berjuang August, buktikan pada dunia bahwa HIV bukan halangan untuk menjalani apa yang disenanginya. Ia membuktikannya dengan terus bermain badminton!