Haynes bahkan menyamakan peristiwa itu dengan menyetir mobil tanpa kemudi, namun lebih susah dan lebih berbahaya.
Pada akhirnya, pesawat pun berhasil mendarat darurat di bandara Sioux City. Sementara, awak kabin berusaha untuk menenangkan dan menyiapkan penumpang.
"Salah satu penumpang mengira jika dia mengalami serangan jantung dan pramugari berhasil menenangkannya. Dia tidak mengalami serangan jantung, dia hanya benar-benar cemas," tambah Haynes.

Usai kecelakaan tersebut, video pendaratan darurat yang dilakukan Haynes pun diputar ulang di TV selama berbulan-bulan.
Pihak berwenang bahkan mencoba untuk melakukan reka ulang pendaratan darurat lewat simulasi penerbangan. Namun, simulasi itu terus-menerus gagal untuk melakukan pendaratan darurat.
Karena jasanya ini, Haynes pun akan dikenang sebagai seorang pilot yang profesional dan superior dalam mengendalikan pesawat.
"Kami berterima kasih untuk jasanya selama bekerja di United dan untuk upayanya dalam Penerbangan UA232 pada 19 Juli 1989. Warisannya akan terus dikenang," ujar United Airlines.
Al Haynes bahkan hendak disebut sebagai pahlawan berkat jasanya menyelamatkan 184 nyawa. Namun, dirinya menolak gelar itu dan mengatakan jika 'pahlawan' tidak cocok disandingkan dengan namanya.
"Setiap kali dia membicarakan hari itu, dia berbicara tentang awak kabin lainnya. Dia berbicara tentang pramugari. Dia berbicara tentang penumpang yang melakukan apa yang mereka perlu lakukan, dan dia membicarakan petugas emergensi, serta komunitas yang datang menolong," ungkap direktur pelayanan emergensi Gary Brown.
Baca Juga: Pilot Ini Dilarang Terbangkan Pesawat Usai Kirim Pesan Ingin Bunuh Diri
"Al adalah kapten yang rendah hati. Dia mencintai keluarganya. Dia mencintai komunitasnya. Dia mencintai pekerjaannya. Dan awak kabin Flight 232 telah menjadi keluarganya."