Maksudnya mungkin baik, mengungkapkan bahwa kamu bisa memahami perasaannya. Hanya saja, sebenarnya tidak ada orang lain yang bisa benar-benar memahami duka yang dialami seseorang.
Ada kalimat yang lebih baik untuk menyampaikan empatimu. "Aku pernah ada di kondisi yang mirip dan mencoba melakukan yang terbaik dan menjalani hidup seperti biasa. Kisahmu unik. Aku bisa bilang kalau aku paham kondisimu. Tapi aku bakal senang kalau kamu tidak keberatan mendengar dari pengalamanku sebelumnya."
Biar waktu yang mengobati
Ungkapan bahwa waktu akan mengobati segalanya, sama sekali tidak akan membuat seseorang merasa lebih baik. Saat ada masalah, tentu tetap harus ada upaya untuk mengatasinya.
Lebih baik katakan sesuatu yang lebih logis. Misalnya, kamu bisa berharap hal yang menimpanya tidak semakin parah dan kamu akan menemani serta selalu siap membantu jika dibutuhkan.

Ini bukan masalah yang paling berat. Ada orang lain yang mungkin mengalami hal lebih sulit
Fakta bahwa keadaanmu lebih baik ketimbang gelandangan yang kelaparan tidak akan membuatmu langsung merasa jauh lebih bahagia. Luka yang kamu rasakan juga tidak hilang.
Saat orang lain punyas masalah, jangan menghakimi dan membandingkan problemnya tidak seberapa berat. Ada yang lebih baik, misalnya dengan mengatakan, "Apa yang bisa aku bantu biar kamu merasa lebih baik?"
Ada yang banyak hal yang bisa dilakukan untuk membantu dan mendukung seseorang tanpa harus melontarkan kalimat toxic positivity. Kamu bisa hanya duduk menemaninya biar tidak kesepian, mendengarkan ceritanya, membelikan makanan, dan hal-hal sederhana lainnya.
Baca Juga: Heboh dan Penuh Semangat, Guru Viral ini Banjir Pujian Warganet