Sejarah Tradisi Seserahan yang Sempat Jadi Polemik Antara Ayu Ting Ting dan Fardhana, Ternyata Sudah Ada Sejak Masa VOC

Galih Priatmojo Suara.Com
Rabu, 10 Juli 2024 | 11:16 WIB
Sejarah Tradisi Seserahan yang Sempat Jadi Polemik Antara Ayu Ting Ting dan Fardhana, Ternyata Sudah Ada Sejak Masa VOC
Nasib Cincin dan Seserahan Tunangan Ayu Ting-Ting,Sempat Ingin Dikembalikan (instagram.com/aliencophoto/seserahan_by_roseabror)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Meski dalam penerapannya berbeda-beda, tetapi tujuan dari digelarnya tradisi seserahan sebelum menikah merupakan simbolik tanda ikatan untuk kedua calon pengantin.

Di kalangan masyarakat Betawi, barang-barang seserahan berupa uang, makanan, bahan mentah hingga perlengkapan perempuan hingga keperluan rumah tangga lainnya.

Selain itu juga ada mahar, sirih nanas, roti buaya, peti shie, jung kekudang, pesalin hingga pelangkah.

Dalam adat Sunda, seserahan disebut juga dengan nama Seren Sumeren yang berarti upacara pranikah sebagai pemantapan dan tindaklanjut dari tahapan lamaran yang sudah dilakukan sebelumnya.

Menukil dari Jurnal Citizenship Virtues 2023, upacara seserahan biasanya berlangsung satu atau dua hari sebelum perkawinan dan jamak dilaksanakan saat sore hari.

Barang-barang keperluan yang diserahkan yakni berupa bahan pakaian, pakaian yang sudah jadi, perhiasan, uang, pakaian dalam, selop, sepatu kain batik hingga alat kecantikan.

Selain itu ada pula perlengkapan untuk Ngeuyeuk Seureuh berupa sirih bergagang, sirih yang telah disusun, kapur sirih, buah gambir, tembakau lempeng, butir pinang hingga ada pula yang membawa serta hewan ternak hingga hasil bumi.

Sementara seserahan dalam adat Jawa disebut juga sebagai Peningset atau pengikat.

Seperti halnya dalam tradisi di wilayah lain, seserahan dalam tradisi adat Jawa biasanya berupa peralatan kebutuhan mempelai perempuan hingga rumah tangga.

Baca Juga: Ini Barang-Barang yang Dikembalikan Ayu Ting Ting ke Muhammad Fardhana Setelah Batal Nikah

Selain itu ada pula yang menyertakan jajanan pasar serta jenang atau wajik. Makan yang bertekstur lengket ini sebagai simbol dan harapan agar pernikahan kedua mempelai kelak tetap lengket dan manis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI