Apa Itu PTSD? Trauma Berat yang Dialami Korban Dugaan Kekerasan Seksual Dubes RI untuk Nigeria!

Riki Chandra Suara.Com
Rabu, 01 Januari 2025 | 18:07 WIB
Apa Itu PTSD? Trauma Berat yang Dialami Korban Dugaan Kekerasan Seksual Dubes RI untuk Nigeria!
Ilustrasi trauma (pixabay.com/imaji)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

- Ingatan terhadap peristiwa traumatis, seperti mimpi buruk atau flashback.
- Kecenderungan untuk menghindar, termasuk menghindari tempat atau orang yang mengingatkan pada trauma.
- Pemikiran dan perasaan negatif, seperti menyalahkan diri sendiri atau merasa putus asa.
- Perubahan perilaku, seperti mudah marah, sulit tidur, atau kesulitan berkonsentrasi.

Pada anak-anak, gejala PTSD dapat muncul melalui permainan yang mereplikasi peristiwa traumatis atau ketakutan berlebihan untuk berpisah dari orang tua.

Belum diketahui secara pasti mengapa peristiwa tertentu menyebabkan PTSD pada sebagian orang. Namun, beberapa faktor yang berkontribusi meliputi:

- Pengalaman traumatis, seperti perang, kecelakaan, atau pelecehan seksual.
- Faktor genetika, seperti riwayat gangguan mental dalam keluarga.
- Kurangnya dukungan sosial, termasuk dari keluarga atau teman.
- Kondisi tertentu, seperti pekerjaan di zona konflik atau kecanduan alkohol.

Orang dengan risiko tinggi, seperti tentara atau pekerja medis di zona perang, memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami PTSD.

Diagnosis PTSD dilakukan melalui evaluasi gejala dan riwayat kesehatan pasien. Gejala harus berlangsung lebih dari satu bulan dan mengganggu aktivitas sehari-hari agar dapat dikategorikan sebagai PTSD.

Pengobatan PTSD meliputi:

1. Psikoterapi

- Terapi perilaku kognitif untuk mengubah pola pikir negatif.
- Terapi eksposur untuk membantu menghadapi trauma.
- EMDR (Eye Movement Desensitization and Reprocessing) untuk mengelola ingatan traumatis.

2. Obat-obatan

- Antidepresan seperti sertraline dan paroxetine.
- Anticemas untuk meredakan kecemasan.
- Prazosin untuk mencegah mimpi buruk.

PTSD juga dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti depresi, kecanduan alkohol, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri jika tidak segera ditangani. Meskipun tidak dapat dicegah sepenuhnya, berbicara dengan terapis atau dokter setelah mengalami peristiwa traumatis dapat membantu mengurangi dampaknya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI