Beban Perempuan Berlipat Ganda Saat Bencana, Ini yang Mesti Diperkuat

Bimo Aria Fundrika Suara.Com
Minggu, 23 Maret 2025 | 13:15 WIB
Beban Perempuan Berlipat Ganda Saat Bencana, Ini yang Mesti Diperkuat
Ilustrasi - Warga melintasi banjir di kawasan Cililitan, Jakarta, Selasa (4/3/2025). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/agr.

Ketimpangan gender dalam berbagai sektor meningkatkan kerentanan perempuan terhadap bencana, melemahkan ketahanan masyarakat secara keseluruhan.

Panduan Bersama PBB tentang Masyarakat Tangguh menekankan bahwa pengurangan risiko bencana harus mempertimbangkan kebutuhan spesifik perempuan dan kesenjangan yang ada. Memberdayakan perempuan dalam mitigasi bencana, dengan mengoptimalkan keahlian lokal dan keterampilan yang kerap tersembunyi, dapat meningkatkan ketahanan masyarakat secara keseluruhan.

Di Indonesia, upaya pemberdayaan perempuan dalam penanggulangan bencana telah membuahkan hasil. UNDP bersama BNPB mendukung tiga mahasiswi dalam mengembangkan sistem visualisasi spasial interaktif untuk membantu masyarakat menghadapi ancaman banjir. Tim perempuan ini menunjukkan bahwa solusi inovatif berbasis teknologi dapat diadaptasi untuk mitigasi bencana yang lebih inklusif.

Dampak ekonomi bencana juga lebih berat bagi perempuan. Di sektor pertanian, data Bank Dunia menunjukkan bahwa petani perempuan lebih rentan dibanding petani laki-laki. Gangguan terhadap sektor ini dapat menghancurkan sumber pendapatan utama mereka, diperparah dengan minimnya akses terhadap rekening bank untuk menyimpan tabungan secara aman saat krisis terjadi.

Masyarakat dapat pulih lebih cepat jika perempuan diberi dukungan untuk bangkit kembali. Inklusi gender dalam kebijakan kebencanaan menjadi langkah penting untuk menciptakan sistem mitigasi yang lebih tangguh dan berkeadilan.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI