Dono lahir di Delanggu, Klaten. Ia mulai meniti karier saat berkuliah di Universitas Indonesia (UI) dengan menjadi karikaturis dan aktivis sosial. Selanjutnya Dono juga dipilih sebagai asisten dosen oleh guru besar sosiologi UI, Selo Soemardjan.
Dono kemudian dipercaya untuk mengampu beberapa mata kuliah.
Dono mulai membangun popularitas bersama kelompok Warkop bersama Kasino dan Indro. Ia bahkan membintangi 34 judul film komedi dari tahun 1980 hingga 1995.
Warkop kemudian melanjutkan kesuksesan tersebut melalui program seri televisi dari tahun 1996 hingga 2001. Selain berakting, Dono juga aktif menulis beberapa novel dan artikel mengenai isu sosial di media massa hingga akhir hayatnya. Dono meninggal dunia pada akhir tahun 2001 akibat kanker paru-paru.
Kisah Sukses Anak Dono Jadi Ahli Nuklir
![Damar Canggih Wicaksono, putra Dono Warkop, [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/05/24541-damar-wicaksono-putra-dono-warkop.jpg)
Damar Canggih Wicaksono merupakan putra kedua dari tiga bersaudara. Damar sendiri lahir pada 1986. Dia dikenal sebagai ahli nuklir dan kini bekerja di Jerman.
Latar belakang pendidikan Damar Canggih Wicaksono cukup mentereng. Damar merupakan lulusan Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta dengan mengambil jurusan Teknik Nuklir. Setelah itu, dia melanjutkan sekolah magisternya di École polytechnique fédérale de Lausanne (EPFL) mengambil jurusan yang sama.
Tidak berhenti di situ, Damar melanjutkan pendidikan doktoralnya di kampus yang sama dengan mengambil bidang Fisika. Damar lulus dengan memuaskan dan akhirnya magang di Leibstadt Nuclear Power Plant pada tahun 2011.
Karier Damar cukup bagus. Dia pernah bekerja sebagai analis keamanan atau safety analyst di salah satu pembangkit listrik bertenaga nuklir terbesar di Swiss. Kemudian pindah ke kampusnya sebagai peneliti di Laboratory for Reactor Physics and System Behaviour.
Baca Juga: Pendidikan 3 Anak Dono Warkop Gak Main-Main, Ada yang S3 di Luar Negeri dan Jadi Ahli Nuklir
Dilihat dari akun Linkedin miliknya, Damar saat ini diketahui bekerja sebagai peneliti di Helmholtz-Zentrum Dresden-Rossendorf (HZDR), salah satu pusat studi teknologi ternama di Jerman.