Konsultan di departemen bedah kolorektal Singapore General Hospital, Lionel Chen menyatakan lonjakan kasus pada usia muda mengindikasikan perlunya pemeriksaan dini.
"Jumlah kasus kanker kolorektal di Singapura pada orang dewasa muda memang tidak sebanyak kelompok usia di atas 50 tahun," terang Chen.
"Efektivitas biaya untuk menurunkan batas usia pemeriksaan kolorektal perlu dipertimbangkan karena berpotensi menambah beban biaya yang signifikan pada sistem kesehatan," sambungnya.
Para ahli kesehatan menyarankan penerapan gaya hidup sehat untuk mengurangi risiko penyakit ini, meliputi konsumsi buah-buahan, sayuran, dan melakukan aktivitas fisik secara teratur.
Selain itu, asupan daging merah dan produk olahan perlu dibatasi. Lalu menghindari konsumsi alkohol berlebihan, tidak merokok, dan menjaga berat badan yang sehat.
"Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, pertimbangkan untuk mendiskusikan opsi pemeriksaan lebih awal dengan dokter," papar Chen.
"Pola makan dengan kandungan daging olahan dan daging merah yang tinggi, yang semakin umum di Asia akibat urbanisasi dan pengaruh budaya Barat, meningkatkan potensi risiko," tandasnya.
Kanker Kolorektal di Indonesia

Dikutip dari laman Kemkes RI, kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak di Amerika.
Baca Juga: Kisah Pilu Wanda Hamidah, Baru Tahu Ayahnya Idap Kanker Usus Besar Setelah Dirawat
Di Indonesia, kasus kanker kolorektal di Indonesia terjadi pada 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker.