Mengenal Gejala Kanker Kolorektal, Banyak Diidap Gen Z?

Rabu, 16 April 2025 | 14:38 WIB
Mengenal Gejala Kanker Kolorektal, Banyak Diidap Gen Z?
Ilustrasi kanker kolorektal. (Pexels/Anna Tarazevich)

"Jika kamu memiliki riwayat keluarga dengan kanker kolorektal, pertimbangkan untuk mendiskusikan opsi pemeriksaan lebih awal dengan dokter," papar Chen.

"Pola makan dengan kandungan daging olahan dan daging merah yang tinggi, yang semakin umum di Asia akibat urbanisasi dan pengaruh budaya Barat, meningkatkan potensi risiko," tandasnya.

Kanker Kolorektal di Indonesia

Ilustrasi gambar gejala kanker usus besar. (freepik)
Ilustrasi gambar gejala kanker usus besar. (freepik)

Dikutip dari laman Kemkes RI, kanker kolorektal merupakan keganasan ketiga terbanyak di dunia dan penyebab kematian kedua terbanyak di Amerika.

Di Indonesia, kasus kanker kolorektal di Indonesia terjadi pada 12,8 per 100.000 penduduk usia dewasa dengan mortalitas 9,5% dari seluruh kasus kanker.

Beberapa faktor risiko dari penyakit ini meliputi faktor genetik berupa poliposis dan keluarga menderita kanker. Lalu riwayat penyakit usus inflamasi kronis, riwayat kanker kolon.

Faktor risiko lain adalah kebiasaan merokok, pola konsumsi rendah serat dan tinggi lemak protein, aktivitas fisik yang kurang dan agen kimia/radioaktif/infeksi.

Lebih lanjut, beberapa tanda dan gejala kanker kolorektal adalah sebagai berikut.

  1. Gejala lokal: perubahan pola BAB (bentuk, ukuran, frekuensi, berlendir, darah, sensasi BAB tidak tuntas), nyeri BAB, mual muntah, massa pada abdomen.
  2. Gejala umum: berat badan turun, nafsu makan hilang, anemia, kelelahan.
  3. Gejala metastasis: hepar (ikterik, nyeri perut kanan atas, pembesaran hati) dan organ sekitar kandung kemih, vagina, dan lain-lain.

Sementara itu, penanganan kanker kolorektal bisa dilakukan dengan  dua cara, yaitu terapi non pembedahan dan terapi bedah.

Baca Juga: Kisah Pilu Wanda Hamidah, Baru Tahu Ayahnya Idap Kanker Usus Besar Setelah Dirawat

Terapi non pembedahan berupa kemoterapi dan radioterapi. Kemoterapi berguna mengurangi penyebaran dan perkembangan tumor, mengecilkan tumor, dan memperlambat pertumbuhan.

Radioterapi dapat dilakukan sebelum maupun sesudah operasi yang berguna untuk mengecilkan tumor dan mengurangi risiko kekambuhan.

Lalu, terapi bedah dapat dilakukan sebagai tindakan untuk mengangkat tumor maupun sebagai tindakan paliatif atau pembuatan saluran BAB pada dinding perut.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI