Pertemuan ini bukan sekadar diskusi. Di akhir sesi, para peserta menyusun inisiatif bersama, mulai dari uji coba varietas hibrida Brasil-Indonesia di iklim Jawa Barat, hingga pengembangan “Kopi Karbon Netral” yang memadukan agroforestri ala Brasil dengan proyek restorasi lahan gambut Indonesia.
Mereka juga berencana mendirikan pusat pengetahuan digital sebagai ruang berbagi solusi lintas negara.
Tak lengkap jika membicarakan kopi tanpa menyesapnya. Di penghujung acara, para petani duduk bersama menyeruput kopi hasil bumi mereka sendiri—simbol rasa syukur sekaligus awal dari kolaborasi lintas budaya dan iklim.
Menurut Sidi Rana Menggala, Koordinator Nasional GEF SGP Indonesia, program ini merupakan bagian penting dari misi Sustainable Green Planet dalam mendorong pembangunan berkelanjutan, perlindungan lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat.
“Melalui kopi lestari, kita tidak hanya bicara soal produk, tapi juga masa depan ekologi dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Dengan tantangan iklim yang semakin kompleks dan pasar kopi yang semakin sadar akan isu keberlanjutan, langkah seperti ini menjadi sangat relevan. Jika kopi menyatukan rasa dari dua benua, maka semangat lestari adalah benang merah yang mengikat semua pelakunya—dari ladang hingga cangkir.