Daging olahan ini tidak hanya menyebabkan perut buncit karena lemak yang tertimbun di perut. Apabila terlalu sering mengonsumsi daging olahan, risiko penyakit jantung dan risiko obesitas meningkat.
5. Makanan yang Digoreng

Makanan yang digoreng, termasuk ayam goreng dan kentang goreng bersifat memicu peradangan. Makanan yang sering dimasak dengan minyak tidak sehat ini mengandung banyak lemak omega-6 dan lemak trans.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang digoreng ini juga dapat meningkatkan stres oksidatif dan penumpukan lemak, salah satunya di perut.
6. Alkohol

Minuman beralkohol, terutama bir dan koktail mengandung campuran gula yang bersifat memicu peradangan. Apabila dikonsumsi berlebihan, efeknya akan mengganggu bakteri usus dan fungsi hati.
Dampak terlalu sering mengonsumsi minuman beralkohol dapat mendorong penyimpanan lemak perut dan mengganggu metabolisme tubuh.
7. Pemanis Buatan

Pemanis buatan mungkin tampak seperti pilihan yang lebih baik bagi pinggang. Namun, pemanis buatan bersifat inflamasi.
Baca Juga: 7 Kuliner Khas Arab Saudi yang Jadi Favorit Jemaah Haji Indonesia
Pemanis buatan dapat mengubah mikrobiota usus dan toleransi glukosa pada beberapa individu. Terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman mengandung pemanis buatan dapat memicu penyimpanan lemak berlebih dan peradangan pada individu yang sensitif.
8. Minyak Nabati yang Mengandung Omega-6 Tinggi

Minyak sayur yang tinggi omega-6 juga harus dihindari apabila tidak ingin memiliki perut buncit.
Minyak ini bersifat inflamasi karena kaya akan lemak asam omega-6. Jika berlebihan dan tidak seimbang dengan omega-3, maka bisa memicu peradangan.
Terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung banyak omega-6 dapat menyebabkan peningkatan penyimpanan lemak, terutama di sekitar perut.
Seorang ahli diet olahraga dan penulis Flat Belly Cookbook for Dummies, Tara Collingwood menyarankan untuk lebih memilih makanan utuh atau real food untuk meningkatkan asupan serat. Pilih lemak sehat, seperti kacang-kacangan, ikan, dan minyak zaitun.