suara hijau

Kenaikan Air Laut karena Gunung Es Mencair Ancam Jutaan Orang, Apa yang Bisa Kita Lakukan?

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Jum'at, 30 Mei 2025 | 10:48 WIB
Kenaikan Air Laut karena Gunung Es Mencair Ancam Jutaan Orang, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Ilustrasi gunung es yang mencair. (Photo by Pixabay/Pexels)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemandangan gunung es yang menjulang tinggi di ujung dunia mungkin tampak jauh dari kehidupan kita sehari-hari.

Tapi jangan salah, ketika es di kutub dan pegunungan dunia mencair, dampaknya bisa menjalar ke dapur, ke dompet, bahkan ke langit-langit rumah kita.

Fisikawan sekaligus komunikator sains asal Amerika Serikat, Neil deGrasse Tyson menjelaskan bahwa es kutub yang mencair adalah air tawar. Ini berarti, ketika es itu mencair ke lautan yang asin, air tawar akan mengapung di permukaan.

Mengapa? Karena air tawar lebih ringan dari air laut dan tidak mudah bercampur satu sama lain. Hasilnya, sirkulasi air laut bisa terganggu.

"Dan gangguan ini bukan urusan kecil. Sirkulasi laut adalah sistem raksasa yang membantu mengatur suhu bumi dan pola cuaca. Kalau sistem ini rusak, bisa berdampak pada kehidupan hewan laut, curah hujan, bahkan kekeringan dan badai di wilayah-wilayah yang sebelumnya relatif aman," urai Tyson dikutip dari Podcast Joe Rogan di Youtube, Jumat (30/5/2025).

Gunung Es Dunia Mencair Lebih Cepat

Studi terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Nature menyebutkan bahwa gunung es mencair lebih cepat dari sebelumnya. Lebih dari 230 laporan yang dilakukan oleh 35 tim peneliti di seluruh dunia menunjukkan bahwa sejak awal abad ini, dunia telah kehilangan lebih dari 6.500 miliar ton es, atau sekitar 5% dari total jumlahnya di bumi.

Rata-rata, sekitar 270 miliar ton es menghilang setiap tahunnya antara tahun 2000 hingga 2023. Angka itu setara dengan konsumsi air seluruh populasi dunia selama 30 tahun, dengan asumsi tiap orang minum 3 liter air per hari.

Ilustrasi gunung es yang mencair. (Photo by Francesco Ungaro/Pexels)
Ilustrasi gunung es yang mencair. (Photo by Francesco Ungaro/Pexels)

Beberapa wilayah mengalami kehilangan yang sangat mencolok. Di Eropa Tengah, misalnya, 39% dari total volume es gletser telah mencair hanya dalam waktu dua dekade.

Baca Juga: Kenaikan Air Laut Picu Migrasi Besar-besaran, Masih Adakah yang Bisa Dilakukan?

Bukan Hanya Es yang Hilang

Ketika es mencair, bukan hanya pemandangan alam yang berubah. Ada konsekuensi besar yang mungkin belum kita sadari.

Gunung es adalah sumber air tawar penting bagi ratusan juta orang. Mereka berfungsi seperti "bank air" yang melepaskan air secara perlahan selama musim panas. Tanpa mereka, risiko kekeringan meningkat drastis.

Lalu ada persoalan kenaikan permukaan laut. Bahkan kenaikan kecil, seperti 1 cm, bisa berdampak besar. Setiap sentimeter tambahan bisa membuat dua juta orang di seluruh dunia lebih rentan terhadap banjir tahunan. Sejak tahun 1900, permukaan laut global telah naik lebih dari 20 cm—dan setengah dari itu terjadi setelah 1990.

Para peneliti sepakat gunung es akan terus mencair selama beberapa dekade ke depan, bahkan jika pemanasan global dihentikan hari ini. Tapi besarnya kerugian masih bisa ditekan, tergantung pada seberapa serius kita mengurangi emisi karbon dan gas rumah kaca lainnya.

Jika target iklim global tercapai, kita mungkin hanya kehilangan sekitar seperempat volume es gunung dunia pada akhir abad ini. Tapi jika pemanasan terus berlangsung tanpa kontrol, hampir setengahnya bisa hilang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI