Tradisi Bali Larang Wisatawan Menstruasi Masuk Pura, Ini Alasannya Menurut Adat

Vania Rossa Suara.Com
Rabu, 11 Juni 2025 | 18:10 WIB
Tradisi Bali Larang Wisatawan Menstruasi Masuk Pura, Ini Alasannya Menurut Adat
Ilustrasi Pura di Bali. (Freepik)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Mereka berpendapat bahwa setiap pengunjung, baik warga lokal maupun wisatawan, harus menghormati adat dan tradisi yang berlaku di tempat yang mereka datangi.

Upaya Sosialisasi dan Penyesuaian untuk Wisatawan

Pemerintah Provinsi Bali dan Satuan Tugas Pariwisata kini tengah berupaya lebih aktif dalam menyosialisasikan aturan-aturan adat ini kepada wisatawan, terutama yang berkunjung ke tempat-tempat suci.

Dengan edukasi yang tepat, diharapkan wisatawan dapat memahami filosofi di balik larangan tersebut, bukan sekadar melihatnya sebagai aturan yang membatasi.

Langkah ini juga bertujuan untuk mencegah terjadinya pelanggaran budaya yang bisa mengganggu keharmonisan masyarakat setempat.

Di sisi lain, diskusi tentang relevansi dan penyesuaian tradisi ini di era modern terus berlangsung, terutama di kalangan generasi muda Bali yang lebih terbuka terhadap perubahan zaman.

Menghargai Kearifan Lokal di Tengah Globalisasi

Perdebatan seputar larangan perempuan menstruasi masuk pura di Bali mencerminkan pertemuan antara nilai tradisi dan tuntutan modernitas.

Sebagai wisatawan atau pendatang, memahami dan menghormati adat istiadat setempat adalah bagian dari etika berkunjung ke sebuah daerah dengan kearifan lokal yang kuat seperti Bali.

Baca Juga: Thailand Terapkan Digital Arrival Card: Apa yang Perlu Disiapkan Penumpang?

Sementara itu, di internal masyarakat Bali sendiri, wacana untuk meninjau kembali aturan-aturan adat secara kontekstual masih terus berlangsung, demi menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan perkembangan zaman.

(Sifra Kezia)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI