Suara.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menjadikan langkah politik Basuki Tjahaja Purnama mundur dari Gerindra sebagai pelajaran penting. Ahok mundur karena kecewa berat dengan partainya yang ngotot menginginkan mekanisme pemilihan kepala daerah diubah, dari dipilih langsung oleh rakyat, menjadi dipilih lewat DPRD.
"Kami kecolongan, terus terang ini pelajaran bagi kami, terkadang kita juga terlalu naif, ada orang yang mau berjuang dengan loyalitas karena berjuang, kan butuh loyalitas, ya kita merasa kecolongan, dan itu resiko di politik," kata Fadli Zon di rumah Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar, Akbar Tanjung, Jalan Purnawarman 18, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, semalam.
Kendati demikian, Fadli tidak mau menyesali karena ini kepentingan politik.
"Kami juga tidak mau menyesali, tapi kalau kita kecolongan ya kita kecolongan iya, (hubungan ke depan) kalau pribadi si biasa saja, tergantung, ini kan urusan politik," kata Fadli.
Secara pribadi, Fadli menilai Ahok merupakan politisi yang sudah sering pindah partai.
"Ya silakan, kan memang dia track recordnya batu loncat, kan, ga masalah, silakan saja, karena bagi dia partai itu karena kendaraan untuk dia menata karirnya," kata Fadli.
Ahok resmi mengajukan surat pengunduran diri kepada DPP Partai Gerakan Indonesia Raya, Rabu (10/9/2014) pukul 12.20 WIB.
Surat pengunduran diri Ahok dari keanggotaan dan kepengurusan Partai Gerindra diterima langsung oleh Sekretariat DPP Gerindra. Bagi Ahok, mengubah pilkada langsung menjadi diwakilkan lewat tangan DPRD sama saja dengan menodai reformasi dan demokrasi.