Suara.com - Ketua DPP Golkar hasil Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie (Ical), Tantowi Yahya, membantah Golkar menyerang kantor DPP Golkar di Slipi. Kubu Ical mengklaim tidak menggiring preman ke Kantor DPP Golkar Senin (9/6/205) kemarin malam.
"Sedari awal kita tidak pernah main keras apalagi melibatkan preman seperti itu. Saya yakin publik tahu yang mana yang mengedepankan etika dan dialog dalam mencari kebenaran. Yang mana yang mengedepankan kekerasan dalam mencari pembenaran. Masyarakat sudah tidak bisa dibohongi dengan pemutaran balikan fakta seperti itu," kata Tantowi dihubungi, Selasa (9/6/2015).
Menurutnya, penyerangan ini adalah sebagai bentuk penggiringan opini. Pengadilan pun, tambahnya, jangan termakan opini seperti ini.
"Dari dulu sudah terjadi penggiringan opini. Syukurlah pengadilan tidak termakan dengan permainan ini. Kita menang karena memang kita benar," katanya.
Tantowi menegaskan, dalam waktu dekat Kepengurusan Munas VIII Golkar di Riau akan menggunakan kantor DPP Golkar ini. Hal itu sesuai dengan putusan sela Pengadilan Jakarta Utara.
"Yang berhak berkantor di sana adalah DPP hasil Munas Riau. Itu amar putusan PTUN dan Pengadilan Negeri Jakarta Utara," ujar anggota Komisi I DPR ini.
Sebelumnya, Ketua DPP Golkar versi Munas Jakarta pimpinan Agung Laksono, Fayakhun Andriadi menuduh otak penyerangan itu adalah kelompok Golkar versi Munas Bali pimpinan Aburizal Bakrie (Ical). Sebab, sebelum penyerangan terjadi, ada izin untuk melaksanakan kegiatan di Kantor DPP yang belakangan ini ditempati Golkar kubu Agung Laksono.
Kantor DPP Partai Golkar di Slipi, Jakarta Barat diserang sekelompok orang Senin (8/6/2015) dini hari, diserang orang tidak dikenal. Setelah terjadi dualisme kepemimpinan, kantor ini dijadikan markas Agung Laksono.
Penyerangan terjadi ketika pengurus partai tengah berada di luar kota. Leo dan Agung Laksono sedang berada di Batam.