Suara.com - Angin kencang dan hujan yang melanda Kota Mekah, Arab Saudi, menyebabkan sebuah crane di Masjidil Haram roboh dan menewaskan lebih dari seratus orang, Jumat (11/9/2015). Crane yang roboh merupakan salah satu alat yang dipakai dalam proyek pengembangan Masjidil Haram.
Sejak dibangun pertama kali pada tahun 692, Masjidil Haram telah mengalami sejumlah proyek renovasi. Dari masa ke masa, proyek demi proyek pembangunan dan renovasi dilakukan oleh penguasa Kota Mekah yang berbeda-beda.
Berikut ini sejarah pembangunan dan perbaikan Masjidil Haram, tempat yang dijadikan tempat tujuan ibadah haji bagi seluruh umat Islam dari berbagai penjuru dunia.
Sebelum Masjidil Haram dibangun
Menurut Agama Islam, Ka'bah sudah lebih dahulu ada sebelum Masjidil Haram dibangun. Adalah Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, yang pertama kali memasang pondasi Ka'bah. Allah SWT yang menunjukkan kepada Ibrahim lokasi di mana dia harus mendirikan Ka'bah, yakni dekat dengan lokasi Sumur Zamzam.
Ka'bah mulai dibangun Ibrahim dan Ismail pada 2.130 SM. Sebuah Batu Hitam, atau Hajar Aswad, yang dibawakan oleh malaikat utusan Allah SWT, dipasang di sudut sebelah timur Ka'bah.
Renovasi Pertama
Renovasi pertama dilaksanakan pada tahun 692. Sebelum renovasi, Masjidil Haram hanyalah sebuah ruang terbuka dengan Ka'bah di tengahnya.
Renovasi besar pertama yang dilakukan pada Masjidil Haram adalah pembangunan tembok-tembok di sekeliling Ka'bah. Selain itu, atap masjid yang sudah dibangun juga dihiasi dengan beragam dekorasi.
Pada akhir abad ke-8, pilar masjid yang terbuat dari kayu, diganti dengan pilar marmer. Sayap-sayap bangunan masjid juga diperlebar dan ditambah dengan pembangunan sebuah menara masjid. Seiring kian bertambahnya jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia, pilar marmer dan 3 menara tambahan pun dibangun.
Masa Kekaisaran Ottoman Turki
Tahun 1957, Sultan Selim II dari Kekaisaran Ottoman menugaskan arsitek ternama Turki, Mimar Sinan untuk merenovasi Masjidil Haram. Sinan mengganti atap masjid yang rata dengan kubah lengkap dengan hiasan kaligrafi di bagian dalamnya.
Sinan juga menambah empat pilar penyangga tambahan yang disebut-sebut sebagai rintisan dari bentuk arsitektur mesjid-mesjid modern.
Pada tahun 1621 dan 1629, banjir bandang melanda Mekah dan sekitarnya, mengakibatkan kerusakan pada Masjidil Haram dan Ka'bah. Pada masa kekuasaan Sultan Murad IV tahun 1629, Ka'bah dibangun kembali dengan batu-batu dari Mekah, sedangkan Masjidil Haram juga mengalami renovasi kembali.
Pada renovasi tersebut, ditambahkan tiga menara tambahan sehingga keseluruhan menara menjadi tujuh. Marmer pelapis lantai pun diganti dengan yang baru. Sejak saat itu, arsitektur Masjidil Haram tak berubah hingga hampir tiga abad.