Suara.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meningkatkan status banjir. Ini karena curah hujan selama Mei 2016 cenderung meningkat.
"Kami meminta masyarakat yang tinggal di daerah bencana banjir, longsor dan tiupan angin kencang agar meningkatkan waspada," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Selasa (3/5/2016).
Peningkatan kewaspadaan ini guna mengurangi risiko kebencanaan agar tidak menimbulkan korban jiwa juga kerugian meterial cukup besar. Sebab, wilayah Kabupaten Lebak sebagian besar daerah langganan banjir, karena banyak terdapat aliran sungai.
Selain itu juga rawan bencana longsoran tanah juga angin kencang. Apalagi, saat ini cuaca ekstrem melanda wilayah Kabupaten Lebak bagian Selatan dan Utara.
Hujan kapasitas ringan dan sedang disertai tiupan angin kencang dan sambaran petir terjadi pada sore hingga malam hari. Intensitas curah hujan berlangsung antara 3,5 sampai 5,5 jam sehingga berpotensi menimbulkan bencana.
Karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banten. Selain itu, disiapkan peralatan evakuasi, relawan dan logistik agar para korban bencana dapat ditangani dengan baik.
Penyebaran surat kewaspadaan dilakukan melalui imbauan kepada aparat camat, desa, relawan dan masyarakat. Peringatan kewaspadaan ini diharapkan bencana alam yang terjadi tidak menimbulkan korban jiwa.
"Kami mengingatkan warga yang tinggal di daerah aliran sungai maupun tebing dan pegunungan agar meningkatkan kewaspadaan bencana alam sehubungan tibanya cuaca ekstrem itu," imbuhnya.
Menurut dia, selama dua pekan terakhir bencana longsor, banjir bandang dan angin puting beliung menerjang beberapa desa di Kabupaten Lebak. Bahkan, banjir di Kecamatan Banjarsari dan Warunggunung hingga ribuan rumah warga terendam banjir. Namun, banjir tidak berlangsung lama setelah debit air sungai di daerah itu menyusut.
"Semua warga yang terkena bencana alam mendapat bantuan bahan pokok dari pemerintah daerah," ujarnya. (Antara)