Suara.com - Petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyatakan memerlukan uang Rp15 miliar untuk keperluan kampanye di Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2017. Uang tersebut juga akan diguanakan untuk membayar sejumlah saksi-saksi yang akan disebar disetiap Tempat Pemungutan Suara.
"Saya kira paling Rp10-15 miliar cukup, pelatihan sama saksi. Kita sekarang kenapa nggak tahu pasti (membutuhkan uang untuk pilkada) karena kita nggak tahu berapa saksi yang tidak mau dibayar," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Ahok menginginkan seluruh saksi-saksi yang akan disebar disetiap TPS dari partai politik pengusung, seperti Nasdem, Hanura, Golkar dan PDI Perjuangan menggunakan uang operasional partai masing-masing. Namun Ahok tak tahu apakah keingannya itu disetujui oleh empat parpol.
"Ada empat partai mau keluarkan saksi, mau pelatihan, pakai uang anda sendiri dong. Misal PDIP, sudah melakukan pelatihan saksi, pakai uang dia. Dia menggerakkan anggota DPR-nya. Golkar sekarang juga mau gerakkan anggotanya dia DPR RI termasuk DPRD, ya pakai uang dia dong. Nasdem dan Hanura juga begitu," ujar Ahok.
Untuk mencari uang belasan miliar untuk keperluan pilkada, Ahok akan meniru konsep kampanye Presiden Amerika Serikat Barack Obama, salah satunya ialah menerapkan tiket masuk di arena kampanye dan menggelar acara makan malam berbayar.
"Ya konsep seperti Obama itu, orang bisa masukkan, kalau kamu nggak ada uang kamu sumbangkan tenaga kamu jadi relawan, bisa ketik data bisa di kantor. Yang ada uang ya kasih uang," kata Ahok.