Elektabilitas Turun karena Penggusuran, Ini Komentar Ahok

Rabu, 05 Oktober 2016 | 11:51 WIB
Elektabilitas Turun karena Penggusuran, Ini Komentar Ahok
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok [Suara.com/Dwi Bowo Raharjo]

Suara.com - Bakal calon gubernur DKI Jakarta dari pihak petahana, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, tidak ingin memusingkan elektabilitasnya yang menurun jelang Pilkada DKI Jakarta, 2017 mendatang.

Sebelumnya, dalam hasil kajian terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI), tercatat ada empat penyebab tren turunnya elektabilitas pasangan calon petahana, Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.

Diantara penyebabnya adalah terkait persoalan reklamasi pantai di Teluk Jakarta dan penggusuran pemukiman warga yang berada di bantaran sungai.

"Saya kan sudah bilang, saya (telah) disumpah untuk merapikan Jakarta," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu (5/10/2016).

Menurut Ahok, tidak ada cara lain untuk merapikan sungai di Jakarta selain dengan membongkar pemukiman warga.

Di samping itu, pihaknya juga memberikan relokasi ke Rumah Susun Sederhana Sewa (RSSS) dan sejumlah bantuan kepada warga bantaran sungai yang kena gusur.

"Kasih tahu saja caranya gimana sih kalau orang udah uruk sungai dari sungai 60 meter jadi 20 meter dan bikin rumah, caranya gimana? Ya pindahin mereka ke rusun kan?" ujar Ahok.

Mantan Bupati Belitung Timur ini menambahkan tidak akan menggusur pemukiman warga apabila tempat relokasi untuk menampung mereka tidak ada.

Namun, setelah rusun siap, gubernur yang berusia 50 tahun ini akan terus mendorong warga bantaran sungai untuk pindah ke rusun.

"Soal terpilih enggak terpilih urusan kedua. Kalau saya cuma gara-gara mau terpilih (terus enggak lakukan penggusuran rumah warga di bantaran kali) ya buat apa kamu pilih saya jadi gubernur, tapi sungai semua enggak rapi," jelas Ahok.

Terkait hasil survei LSI yang menunjukan elektabilitas Ahok berada di angka 31,4 persen pada Oktober ini, Ahok meminta kepada empat partai pengusungnya--Nasdem, Hanura, Golkar dan PDI P--untuk bersatu dan bekerja keras memenangkan calon petahana apabila ingin melihat pasangan Ahok-Djarot kembali memimpin Jakarta priode kedua, 2017-2022.

"Artinya tim harus kerja keras, bagus itu kan (survei LSI). Jadi saya katakan saya enggak perlu bayar lembaga survei," katanya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI