Suara.com - Komunitas Bangga Jakarta mengingatkan kepada semua pihak baik pasangan calon gubernur atau calon wakil gubernur, pendukung, simpatisan atau elemen masyarakat untuk mengedepankan ide, gagasan dan rancangan program kerja DKI yang lebih baik, bukan sebaliknya menggunakan isu SARA (suku, agama, ras , antar golongan).
"Kalau ingin berdebat, berdebat program bukan berdebat dengan isu suku, agama, ras (Sara)," ujar Pimpinan Komunitas Bangga Jakarta Ramdansyah di Kantor KPUD, DKI Jakarta, Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2016).
Tak hanya itu, Ramdansyah menegaskan kepada semua pihak untuk menghindari upaya provokasi dan aksi saling serang kampanye hitam jelang Pilkada, yang akan dimulai pekan depan yakni tahapan kampanye.
"KPU dimulai (KPUD), emang terbatas tahapan, sehingga bahwa seringkali kampanye berbau SARA. Jadi kami mengingatkan minggu depan sudah mulai tahapan kampanye, tidak boleh lagi ada kampanye black campaign, apalagi menyerang individu, agama, ras dan kitab suci tapi harus bicara program," katanya.
Lebih lanjut, mantan Ketua Panitia Pengawas Pemilu DKI Jakarta juga meminta kepada Bawaslu DKI Jakarta, Kepolisian, Kejaksaan dan kehakiman selaku sentra penegakkan hukum terpadu dalam Pilkada DKI Jakarta, melakukan tindakan tegas upaya provokasi dari pihak manapun agar suasana tetap kondusif, pada masa kampanye.
Sebelumnya, sejumlah masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Bangga Jakarta menggelar aksi damai di depan kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) DKI Jakarta di jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (13/10/2016).
Massa tersebut datang menggunakan kostum adat dari seluruh nusantara serta membawa dua miniatur Monas.
Tak hanya itu, dalam aksi damai, enam figuran perwakilan menggunakan topeng berwajah enam pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur DKI Jakarta yakni Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok- Djarot Saiful Hidayat, Anies Baswedan-Sandiaga Uno, serta Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.
Selain itu, enam figuran pasangan calon memakai topeng melakukan foto selfie layaknya enam pasangan cagub dan cawagub.
Dalam aksinya mereka melakukan orasi dan membacakan tuntutan dengan bahasa daerah diantaranya menggunakan bahasa Sumatera, Sunda, Jawa, Minang, Papua, Aceh.
Dalam orasinya mereka juga meminta KPUD DKI Jakarta menjalankan tahapan Pilkada DKI Jakarta secara profesional, jujur dan adil. Kemudian sejumlah massa tersebut menyerahkan dua miniatur Monas kepada Ketua KPUD DKI Jakarta Sumarno.