Pengamat Ini Protes Ahok Tak Ditahan dan Gagal Paham ke Jokowi

Jum'at, 18 November 2016 | 18:47 WIB
Pengamat Ini Protes Ahok Tak Ditahan dan Gagal Paham ke Jokowi
Calon Gubernur Jakarta petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mendapatkan sambutan dari sejumlah warga saat melakukan

Suara.com - Pakar Hukum dari Universitas Al-Azhar, Suparji protes keputusan Polri yang tidak menahan Basuki Tjahaja Pumama atau Ahok. Ahok sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama.

Menurutnya, seharusnya Ahok ditahan sama seperti tersangka lain yang juga diduga melakukan penistaan agama, seperti Arswendo Atmowiloto, dan kawan-kawannya.

"Mengapa tidak perlu ditahan? Memang bunyi KUHAP itu sifatnya 'dapat' tapi kenapa yang lain ditahan, seperti Anggota HMI ditangkap," kata Suparji di Warung Daun Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (18/11/2016).

Dia bahkan tidak setuju dengan pernyataan Kombes polisi Awi Setiyono yang mengatakan bahwa kasus Ahok berbeda dengan kasus lain yang sudah jelas ada tindak pidananya. Dia menilai, kalau sudah ditetapkan sebagai tersangka maka dugaan sudah jelas.

"Kalau bilang tidak mutlak, saya kira polisi sudah mutlak mengatakan bahwa itu tindakan pidana," kata Suparji.

Sebelumnya, Awi mengatakan bahwa ada perbedaan kasus Mantan Bupati Belitung Timur tersebut dengan kasus pidana lainnya, seperti pembunuhan. Pasalnya, dari sekian banyak ahli yang dimintai keterangan, pendapatnya berbeda dalam menilai pernyataan Ahok tentang Al-Maidah ayat 51 tersebut.

Ada yang mengatakan bahwa pernyataan Ahok adalah tindak pidana penistaan agama, sementara ahli yang lainnya menilai bukan tindak pidana penistaan agama. Dan perbedaan itu pulalah yang menjadi adanya perbedaan pendapat penyidik Badan Reserse Kriminal polri. Dengan demikian, penetapan Ahok sebagai tersangka dilakukan tanpa suara bulat para penyidik.

Selain mempermasalahkan hal tersebut, Suparji juga mengaku gagal paham dengan reaksi Presiden Joko Widodo terhadap aksi demontrasi yang dilakukan umat Islam. Pernyataan Jokowi yang mengatakan minoritas dan NKRI harus dilindungi disebutnya keliru.

"Saya gagal memahami presiden, ketika presiden mengatakan harus melindungi minoritas. Ini betul-betul agar hukum ditegakkan dan keadilan," kata Suparji.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI