Secangkir Air Keras untuk Novel Baswedan

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 11 April 2017 | 19:36 WIB
Secangkir Air Keras untuk Novel Baswedan
Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan dipindahkan untuk menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Mata Jakarta, Selasa (11/4).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Wisnu Broto larut dalam kesyahduan zikir dan salawat yang dirapal dirinya dan jemaah Masjid Jami Al Ihsan sesudah salat Subuh, Selasa (11/4/2017). Suasana khusyuk itu lantas seketika terpecah oleh dengung teriakan pria kesakitan di jalan sekitar.

Wisnu, seperti jemaah lain, kaget mendengar teriakan itu. Tapi tak lama, mereka mengenali suara teriakan, “itu suara Pak Novel Baswedan,” tutur Wisnu setengah berteriak seraya ikut jemaah lain berhamburan keluar.

Novel adalah penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang menyidik kasus megakorupsi dana pengadaan Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (e-KTP). Ia menjadi korban teror dan wajahnya disiram air keras oleh dua sosok misterius, Selasa subuh, sekitar pukul 05.15 WIB.

Jemaah sempat mengira ada orang berkelahi. Tapi setelah mengenali suara yang berteriak itu Pak Novel, kami langsung keluar menghampiri,” tutur Wisnu menceritakan kisah nahas di pagi hari itu.

Novel masih sadar ketika ditemui jemaah masjid di tempat wudu pria. Sejak lari dari lokasi teror, Novel memang menuju tempat pengambilan air wudu di masjid itu untuk membasuh wajahnya yang terasa panas dan perih.

Sembari membasuh wajahnya, Novel meminta jemaah mengantarkannya berobat ke rumah sakit terdekat. Oleh majelis, ia dibawa ke Rumah Sakit Mitra keluarga Kelapa Gading. 

“Saya ikut mengantarnya,” tukas Wisnu.

Ketua RT RT3/RW10 Kelurahan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara—tempat kediaman pribadi Novel—itu lantas mengatakan, jarak antara masjid dan lokasi penyiraman air keras tersebut hanya 50 meter.

Wisnu dan warga sempat mendatangi lokasi kejadian. Pelakunya sudah kabur entah ke mana. Tapi, mereka menemukan cangkir seng blirik warna hijau, yang tampaknya digunakan orang misterius itu sebagai wadah air keras.

Baca Juga: Besuk ke Rumah Sakit, Mahfud MD Ungkap Kondisi Novel Baswedan

"Air keras itu disiramkan ke Pak Novel dari cangkir melamin warna hijau. Air keras itu kena pas jubah Pak Novel dan wajahnya, terutama di mata. Karena itulah, saat lari ke masjid, Pak Novel sempat menabrak pohon. Matanya tak bisa melihat," bebernya.

Penerus Trah Baswedan

Novel adalah sosok yang sudah kenyang terhadap teror, sejak dirinya ditugaskan oleh komandannya di Polri sebagai penyidik lembaga antirasuah, 10 tahun silam.

”Sejak dulu, sedikitnya dia sudah lima kali diteror. Macam-macam bentuknya, fitnah, ditabrak sepeda motor, mobilnya diseruduk orang tak dikenal, hingga disiram air keras ini,” tutur Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut tiga Anies Baswedan, sepupu Novel.

Kisah hidup Novel sebelumnya terbilang ”lurus-lurus” saja. Ia lulus dari Akademi Kepolisian tahun 1998, dan ditugaskan di Bengkulu hingga tahun 2004. Terakhir, ia menjabat Kasat Reskrim Polres Bengkulu.

Setelahnya, Novel ditarik ke Bareskrim Mabes Polri dan mendapat pangkat Komisaris, hingga tahun 2007 ia ditugaskan menjadi penyidik di KPK. Dan, teror terhadap Novel dimulai.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI