Warga Akuarium Bantah Kembali Bangun Gubuk karena Anies-Sandi

Jum'at, 27 Oktober 2017 | 09:42 WIB
Warga Akuarium Bantah Kembali Bangun Gubuk karena Anies-Sandi
Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (26/10/2017) sore. [Suara.com/Dian Rosmala]

Suara.com - Senja yang belum lagi temaram di Kampung Akuarium, kembali diriuhkan canda tawa anak-anak yang bermain. Bocah-bocah itu asyik bermain di antara puing-puing bekas rumah mereka yang diruntuhkan pemerintah.

"Biar aku aja yang jadi tikusnya. Aku kan kecil," tutur Amel kepada teman-temannya, sembari masuk ke tengah lingkaran yang mereka bentuk.

Anak-anak itu memainkan permainan yang terbilang kuno untuk ukuran kaum metropolis Jakarta: “tikus dan kucing”. Mereka riang bekejar-kejaran dalam permainan tersebut.

Namun, keriangan bocah-bocah Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara, itu belum tentu daim. Sebab, sewaktu-waktu, mereka bisa dipaksa kembali angkat kaki oleh pemprov karena dianggap warga ilegal.

Kampung Akuarium adalah daerah yang pernah digusur oleh Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Wakil Gubernur Djarot Saiful Hidayat. Persisnya, mereka digusur pada 11 April 2016.

Kawasan itu sempat tak berpenghuni setelah digusur. Rumah-rumah semipermanen mereka juga sudah rata dengan tanah. Namun, kekinian, kampung itu kembali bergeliat.

Warga korban penggusuran memutuskan kembali ke Kampung Akuarium, sebagai bentuk perlawanan.

”Sebulan setelah digusur, sebenarnya kami sudah berangsur-angsur kembali ke sini. Kami kembali bangun bedeng-bedeng triplek untuk tempat tinggal sementara. Ini bentuk penolakan kami terhadap penggusuran,” kata warga bernama Topa kepada Suara.com, Kamis (26/10/2017) sore.

Baca Juga: Polisi Selidiki Pabrik Petasan yang Terbakar Gunakan Buruh Anak

Karenanya, Topa juga membantah pemberitaan sejumlah media massa yang menilai mereka berani kembali ke Kampung Akuarium lantaran Ahok dan Djarot sudah lengser.

Ada pula yang mengatakan, mereka kembali membangun gubuk-gubuk triplek karena Anies Baswedan dan Sandiaga Uno—seteru Ahok-Djarot saat Pilkada 2017—menang dan kekinian sudah menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.

"Belakangan ini kan bahasanya, kami bermukim kembali di sini setelah kemenangan Anies-Sandi. Itu nggak benar. Itu saya yang sanggah, karena sebelum pencalonan Anies-Sandi, kami sudah di sini. Jadi nggak ada hubungannya dengan Anies-Sandi," tegasnya.

Topa mengakui, ada sejumlah warga yang baru kembali menempati lahan bekas rumah mereka setelah Anies-Sandi berkuasa.

Namun, jumlahnya tak banyak. Kurang lebih sepuluh Kepala Keluarga. Itupun, kata Topa, juga tak ada hubungannya dengan pelantikan Anies-Sandiaga.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI