Bertemu Sisi Lain Filep Karma

Siswanto Suara.Com
Senin, 15 Januari 2018 | 20:30 WIB
Bertemu Sisi Lain Filep Karma
Filep Karma [suara.com/Siswanto]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

“Nah kalau saya tampilnya rapi bersih. Masyarakat saya tetep tersisih dan saya punya gap dengan mereka. Jadi saya harus tampil sebagaimana mereka tampil sehingga saya membawa mereka, saya mewakili mereka. Sehingga orang melihat, oh biar berewok begini, tetapi orangnya baik. Tidak semua orang berewok itu jahat. Sebab image yang ada itu, wah ini pasti preman ini, penjahat ini.” 

***

Yang mendukung kemerdekaan Papua Barat sejauh ini baru tujuh negara kecil di Pasifik. Vanuatu. Solomon Island.  Tonga. Tuvalu, Nauru. Palau. Marshall Island. Mereka menyerukan resolusi hak politik bagi Papua Barat untuk menentukan nasib sendiri.

Untuk disebut menjadi negara sah merdeka, membutuhkan berapa pengakuan dari negara lain?

“Wow, Palestina saja yang sudah diakui 129 negara sampai sekarang belum.” Filep menatap langit-langit ruangan sejenak.  

Tapi Filep tetap optimistis. 

Tahun lalu ketika umat Islam demonstrasi mendukung kemerdekaan bagi bangsa Palestina, sebenarnya Filep ingin ikut. Sayangnya posisi dia pada waktu itu di Papua. Dia ingin menyampaikan kalau ada kesamaan nasib masyarakat Papua dengan Palestina.

“Saya kalau kemarin posisi di Jakarta, saya akan ikut demo tentang palestina. Sudah itu di tengah-tengah saya angkat kasus Papua. Apa yang dialami Palestina sama dengan yang sekarang dialami Papua.” 

Posisi Papua Barat sekarang sama persis dengan posisi Indonesia ketika masih dijajah kompeni Belanda. 

“Semua dikeruk dibawa ke Belanda. Dari Jawa, Sumatera, semua dikeruk dibawa ke Belanda. Kenapa kekayaan Papua semua dikeruk. Dan aneh setelah otsus kok provinsi termiskin di Papua juga.” 

Filep banyak belajar. Dulu, senior-seniornya berjuang menghadapi aparat keamanan dengan memakai cara kekerasan. Sebaliknya, yang jadi korban justru warga kampung. Melihat kegagalan lewat cara angkat senjata, Filep bertekad menempuh cara-cara damai.

”Mereka yang mukul pakai senjata, lalu ngumpet di hutan. Yang korban tuh desa-desa sekitar situ. Nah, saya tidak mau masyarakat jadi korban. Saya berjuang dengan damai.” 

Referensi perjuangan Filep, di antaranya pejuang Indonsia. Tan Malaka. Chairil Anwar yang berjuang lewat syair untuk membakar semangat. Dia sudah komitmen mendukung kemerdekaan Papua Barat lewat perdamaian. Lewat cara-cara yang sekarang dia tempuh.

“Jadi istilahnya kalau nyari OPM tidak di hutan-hutan, ada di dalam kota. Istilahnya saya kan OPM, ngapain cari di hutan, saya bilang.”

Dulu, perjuangan dilakukan dengan jalan perlawanan secara fisik terhadap aparat keamanan. Belajar dari sejarah di Papua, jalan kekerasan tidak akan berhasil mencapai tujuan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI