China Berhasil Turunkan Kasus Corona, Kuncinya: Ambisius, Gesit dan Agresif

Sabtu, 14 Maret 2020 | 11:57 WIB
China Berhasil Turunkan Kasus Corona, Kuncinya: Ambisius, Gesit dan Agresif
Seorang pasien (dua kanan) menerima karangan bunga dari staf medis Rumah Sakit Nanchang University, Nanchang, Provinsi Jiangxi, setelah dinyatakan sembuh dari infeksi 2019-nCoV pada 27 Januari 2020. (ANTARA/HO-ChinaNews/mii/pri)

Suara.com - Dunia sedang berada dalam tekanan menghadapi pandemi corona. Jumlah kasus meningkat secara signifikan di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Menariknya, penurunan kasus corona justru terjadi di negara asal berjangkitnya virus tersebut. China telah berhasi menurunkan jumlah kasus corona hingga satu digit angka sejak sepekan terakhir.

Bagaimana mereka mampu melakukannya, sementara dua per tiga kasus corona terjadi di provinsi Hubei, China?

Menyadur dari Science Magazine, laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa ranjang-ranjang tidur di rumah sakit yang pada minggu lalu dipenuhi pasien COVID-19 mulai kosong.

Beberapa hasil uji coba menunjukkan hasil negatif yang lebih banyak. Serta jumlah kasus baru yang dilaporkan telah anjlok dalam beberapa minggu terakhir.

Temuan tersebut mengejutkan para ilmuwan yang ikut mempelajari epidemi COVID-19 di China dan efektivitas respons negara tersebut.

"Saya pikir tidak mungkin angka-angka itu nyata." kata ahli epidemiologi Tim Eckmanns dari Robert Koch Institute.

"Penurunan kasus COVID-19 di seluruh Tiongkok ini nyata" imbuhnya.

Ambisius, Gesit, dan Agresif

Baca Juga: Haris Azhar ke Jokowi: Intelijen Suruh Cari Harun Masiku, Corona Biar BNPB

Para ilmuwan tersebut mengunjungi beberapa kota terdampak corona seperti Shenzhen, Guangzhou, Chengdu dan Wuhan. Mereka menemukan semangat kerjasama di seluruh kalangan untuk memerangi corona.

"Ke mana pun Anda pergi, siapa pun yang Anda ajak bicara, selalu ada rasa tanggung jawab dan tindakan kolektif, dan ada semangat besar untuk menyelesaikan sesuatu." kata Bruce Aylard, ahli epidemiologi WHO Kanada yang memimpin tim tersebut.

Meski bukan merupakan daerah yang memiliki dampak parah corona, klinik di Provinsi Guangdong bahkan melakukan skrining pada 320.000 untuk mendeteksi COVID-19, dan hanya 0.14% yang dinyatakan positif.

Laporan WHO tersebut menyebutkan, "Tiongkok telah meluncurkan upaya penahanan penyebaran penyakit yang paling ambisius, gesit, dan agresif dalam sejarah."

Tindakan paling dramatis dan kontroversial adalah mengunci kota Wuhan dan kota-kota terdekat di Provinsi Hubei. Setidaknya 50 juta orang wajib dikarantina sejak 23 Januari.

Menurut laporan, tindakan tersebut telah secara efektif mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut ke seluruh negeri.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI