Di samping menyasar pasar yang sama, Ina juga mempunyai kontak dengan rumah produksi film Indonesia.
Ia mengaku telah melayani katering untuk kru pembuatan film-film, termasuk London Love Story 1 dan 2, bahkan Ayat-Ayat Cinta 2.
Bagi sebagian, ketersediaan kuliner Indonesia di tengah karantina wilayah karena virus corona bisa menjadi obat penawar rindu.
"Menurut saya jasa katering Dapur Teh Ina di masa lockdown ini sangat mempermudah dan menguntungkan konsumen yang memberikan pelayanan pemesanan jarak jauh. Tetap bisa menikmati masakan khas Indonesia di masa lockdown," ungkap Djonny Chen, seorang produser film yang berdomisili di Inggris.
Ia kerap memesan makanan Indonesia karena perusahaannya, Silent D Pictures, bekerja sama dengan perusaahaan-perusahaan film dari Indonesia yang melakukan syuting film layar lebar di Inggris.
Baik kru maupun bintang film dari Indonesia dan Inggris, tambahnya, sama-sama menikmati kekhasan makanan Indonesia.
Ia menyebut sejumlah nama, di antaranya Acha Septriasa, Fedi Nuril, Chelsea Islan, Dewi Sandra, Dimas Anggara dan Michelle Ziudith.
Komplain pembeli
Karena syuting berlangsung sampai sebulan atau bahkan lebih, ia meminta variasi menu. Yang jelas nasi goreng, nasi kapau, rendang, balado telur, empal, dan makanan-makanan lainnya sudah menjadi keharusan.
Baca Juga: Akibat Pandemi Covid-19, Keluarga Kerajaan Inggris Alami Krisis Keuangan
"British cast and crew sangat menikmati kekhasan masakan Indonesia dari bu Ina." Demikian Djonny menjelaskan ketika ketika menjawab pertanyaan wartawan BBC News Indonesia, Rohmatin Bonasir, Rabu (27/05).
Akan tetapi tidak semua konsumen merasa puas. Yunni Marsid berbagi pengalaman ketika ada pemesan yang mengadu karena pesanannya datang terlambat.
"Sudah dikasih tahu kalau terlambat dalam pengiriman itu diluar kontrol kita, masih saja tak terima kalau ada keterlambatan dan tak mau memahami bahkan menuntut tanggung jawab penjual," ia mengisahkan.
Konsumen lainnya mengadu karena kemasan lapis Surabaya yang dipesan rusak sehingga keamanan isinya diragukan. Tetapi setelah hendak dikembalikan pembayarannya, si konsumen menolak karena mengaku lapis itu "sudah dimakan".
Dan tidak hanya itu persoalan yang muncul. Tidak semua bahan yang diperlukan untuk memasak makanan Indonesia tersedia di toko-toko, walau toko makanan dan supermarket tetap buka selama karantina sejak tanggal 23 Maret lalu.
Pada umumnya bahan dan bumbu diimpor dari negara-negara Asia, seperti laos, serai, daun jeruk dan terasi. Bahan-bahan itu dijual di toko Asia atau oriental grocer.