Jaringan kanal, terowongan, dan bendungan dimanfaatkan petani-petani di Bali untuk mempertahankan sawah yang subur dan hidup dalam simbiosis dengan alam selama lebih dari seribu tahun.
Kata subak tidak hanya merujuk pada infrastruktur irigasi, tetapi juga pada tradisi sosial koperasi yang mengelilinginya. Melalui sistem ini, pasokan air yang terbatas dikelola secara damai melalui sekitar 1.200 kolektif petani individu.
5. Subak mencerminkan filosofi Bali
Subak dianggap sebagai cerminan dari filosofi Bali kuno Tri Hita Karana, yang berarti tiga penyebab kesejahteraan dan menggambarkan cita-cita, kerohanian, antarpribadi, dan harmoni alam.
Dilansir dari laman resmi Google doodle, ideologi ini diturunkan dari generasi ke generasi sejak sistem subak pertama kali dibuat pada awal abad ke-9.