WHO: Banyak Negara Salah Arah Tangani Virus Corona

Selasa, 14 Juli 2020 | 09:56 WIB
WHO: Banyak Negara Salah Arah Tangani Virus Corona
Tenaga medis virus corona (BBC)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pandemi virus korona akan menjadi semakin buruk jika pemerintah-pemerintah gagal bertindak lebih tegas. Itu pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Direktur Jenderal WHO, dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, memperingatkan terlalu banyak negara yang menempuh arah yang salah.

Jumlah kasus meningkat di tempat yang tidak mengikuti langkah-langkah yang sudah terbukti ampuh, imbuhnya.

Benua Amerika saat ini menjadi pusat pandemi. AS mencatat peningkatan jumlah kasus di tengah ketegangan antara para pakar kesehatan dan Presiden Donald Trump.

Sebagai negara yang terkena dampak terburuk, AS memiliki lebih dari 3,3 juta kasus Covid-19 yang dikonfirmasi dan lebih dari 135.000 kematian, menurut catatan Universitas Johns Hopkins.

Trump resmi menarik AS keluar dari WHO di tengah pandemi virus corona WHO akui virus corona mungkin menyebar melalui udara, apa bedanya dengan penyebaran melalui droplet WHO: Pandemi Covid-19 'memburuk', bukan saatnya bersantai Apa kata WHO?

Dalam rapat pengarahan di Jenewa pada Senin (13/7/2020), dr. Tedros mengatakan "pesan campur aduk dari para pemimpin" merongrong kepercayaan publik dalam upaya mengendalikan pandemi.

"Virus masih menjadi musuh masyarakat nomor satu, namun tindakan banyak pemerintah dan orang tidak mencerminkan hal ini," katanya.

Dr Tedros mengatakan langkah-langkah seperti menjaga jarak, mencuci tangan, dan mengenakan masker dalam situasi yang tepat perlu ditanggapi dengan serius. Ia memperingatkan bahwa tidak akan ada lagi "kembali ke normal lama di masa mendatang".

Baca Juga: Studi: 1 dari 3 Orang Muda Berisiko Alami Covid-19 Parah karena Merokok!

"Jika dasar-dasarnya tidak diikuti, hanya ada satu jalan bagi pandemi ini," kata dr. Tedros, "Ia akan menjadi lebih buruk dan lebih buruk dan lebih buruk."

Dr. Mike Ryan, direktur kedaruratan WHO, mengatakan pelonggaran beberapa langkah pembatasan di Amerika dan pembukaan sejumlah daerah telah menyebabkan "penularan yang intens".

Amerika Latin sudah mengkonfirmasi lebih dari 145.000 kematian terkait virus corona, meskipun jumlah sebenarnya diyakini lebih tinggi karena jumlah pengujian tidak memadai.

Setengah dari kematian itu terjadi di Brasil, yang presidennya, Jair Bolsonaro, menentang langkah-langkah tegas untuk menekan penyebaran virus.

Dr. Ryan mengatakan penutupan wilayah secara luas akan mengakibatkan konsekuensi ekonomi yang besar, tapi karantina lokal di tempat-tempat tertentu mungkin diperlukan untuk memitigasi penyebaran virus.

Dia mendesak pemerintah untuk menerapkan strategi yang jelas dan "kuat", seraya menambahkan: "Warga harus memahaminya, dan harus mudah bagi mereka untuk mematuhinya."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI