Suara.com - Sekitar 3.700 warga Swedia kaget karena dinyatakan positif corona. Setelah diselidiki, ternyata alat tes Covid-19 yang dipakai rusak karena tak bisa mengidentifikasi dengan detail.
Menyadur Asia One pada Sabtu (29/08/2020), Badan Kesehatan Masyarakat mengatakan bahwa alat tes yang dipakai tak bisa membedakan antara tingkat virus rendah dan hasil negatif.
"Pemasok harus menyesuaikan kinerja yang diperlukan untuk pengujian ini," kata Karin Tegmark Wisell, kepala departemen mikrobiologi.
Alat tes telah banyak diekspor ke negara lain, tambahnya, tetapi tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut. Alat tes ini datang dari China tapi belum bisa dihubungi untuk dimintai keterangan.
![[Unsplash/Markus Spiske]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/04/14501-ilustrasi-corona.jpg)
BGI Genomics, dua anak perusahaannya termasuk dalam daftar hitam ekonomi AS dari perusahaan yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia terkait perlakuan China terhadap Uighur.
Perusahaan itu menerima otoritas penggunaan darurat dari AS untuk alat pengujian virus corona pada bulan Maret.
Mereka juga mendapat Daftar Penggunaan Darurat dari Organisasi Kesehatan Dunia pada bulan Mei.
Laboratorium Swedia yang mengevaluasi pengujian tersebut telah menyesuaikan metodologi mereka. Badan ini tidak dapat mengatakan berapa banyak tes yang telah dilakukan dengan alat tersebut.
Menurut mereka, hanya sebagian kecil kasus yang sepertinya terlibat karena virus berada pada tingkat yang sangat rendah. Swedia mengatakan hasil yang salah hanya mempengaruhi statistik infeksi.
Baca Juga: Peneliti Ciptakan Alat Tes Covid-19, Hasilnya Bisa Keluar dalam 45 Menit!
Pada hari Selasa, badan tersebut melaporkan bahwa sejak kasus pertama Covid-19 diidentifikasi, ada 86.891 kasus yang dikonfirmasi di Swedia dan 5.814 kematian.