Di videonya itu, Refly menunjukkan sebuah data dari ICW tentang korupsi yang sangat merugikan negara.
Ratusan kasus korupsi ditangani oleh Kejaksaan Agung, Kepolisian dan KPK dengan kerugian negara mencapai Rp8,4 triliun.
Dalam kaitannya dengan kritikan, lanjut Refly, pemerintah seharusnya tidak boleh menganggap kritikan sebagai bentuk radikalisme.
"Saya bisa saja dianggap radikal karena selalu mengkritik pemerintah, padahal bukan pemerintahannya yang dikritik tapi perilaku buruknya," tambah Refly lagi.
Sosok kelahiran Palembang ini pun menegaskan bahwa posisi Gatot sebagai seorang panglima TNI membuatnya aman melontarkan pernyataan keras.
"Tapi kalau rakyat biasa cepat sekali diciduk," ujarnya.
Menurut Refly, saat ini kekayaan bangsa dikeruk habis-habisan oleh segelintir orang hingga kekayaan perampok itu tidak akan habis sampai anak cucunya.
Di akhir videonya, Refly bertaruh akan masa depan bangsa dan negara yang ia anggap bisa saja tenggelam ke dalam keterpurukan.
"Tahun-tahun ke depan dengan kepemimpinan sekarang ini apakah negara akan bertambah baik atau bertambah buruk dan mengarah pada tenggelamnya kapal republik ini?" tutup Refly melempar teka-teki.
Baca Juga: Para Ahli Sebut Jiwasraya Ambruk Karena JS Saving Plan