Suara.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pemaparannya terkait penanganan Covid-19 di Indonesia melalui kanal YouTube resminya, Sabtu (03/10/2020).
Dalam video berdurasi 7 menit 55 detik tersebut, diberi judul "PANDEMI: FAKTA DAN DATA, BUKAN KIRA-KIRA".
"Tujuh bulan sudah kita bersama-sama menghadapi pandemi ini, saya paham masih banyak tantangan, namun tidak sedikit yang telah kita kerjakan," kata Jokowi memulai keterangannya.
Jokowi menegaskan, dalam menghadapi situasi pandemi ini pemerintah mencari titik keseimbangan agar tidak jomplang ke salah satu sektor.
"Saya tagaskan kembali bahwa kesehatan masyarakat, kesehatan publik tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan, inilah prioritas. Tetapi memprioritaskan kesehatan bukan berarti mengorbankan ekonomi," tegasnya.

Sebab, lajut Jokowi, mengorbankan ekonomi sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang.
Selain itu, pemerintah di bawah kendalinya menolak adanya lockdown karena bisa membuat keadaan semakin tidak seimbang.
"Tidak perlu sok-sokan, akan me-lockdown provinsi, me-lockdown kota, atau me-lockdown kabupaten, karena akan mengorbankan kehidupan masyarakat," sambungnya.
Terkait data penularan Covid-19 yang selama ini menjadi sorotan karena terus melonjak, Jokowi menampik tudingan miring terhadap pemerintahannya.
Baca Juga: Keluarga Satrio Pencoret Musala 'Saya Kafir' Curhat ke MUI, Redam Isu
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengklaim penanganan Covid-19 sudah cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya, terutama di Asia Tenggara.
"Saya bisa mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik," terang Jokowi.
Klaim tersebut salah satunya didasarkan pada data kesembuhan pasien Covid-19 yang mencapai angka 74,9%.
Selain itu, jumlah kasus di Indonesia hingga saat ini yang menyentuh angka 295 ribu orang dinilai lebih baik dibandingkan dengan negara-negara dengan penduduk yang sama padatnya seperti Amerika, India, Brazil dan Rusia.
Negara-negara tersebut menduduki peringkat 4 besar jumlah kasus terkonfirmasi positif Covid-19, sedangkan Indonesia berada di peringkat ke 23.
"Sebaiknya kalau membandingkan ya seperti itu, kalau Indonesia dibandingkan dengan negara-negara kecil yang penduduknya sedikit, tentu perbandingan seperti itu tidak bisa menggambarkan keadaan yang sebenarnya," urainya.