Delegasi RI Paparkan 3 Strategi Lindungi Anak Dampak Covid-19 di Forum ACF

Kamis, 15 Oktober 2020 | 11:25 WIB
Delegasi RI Paparkan 3 Strategi Lindungi Anak Dampak Covid-19 di Forum ACF
6th ASEAN Children Forum (ACF) atau Pertemuan ke-6 Forum Anak ASEAN. (Dok : Kemensos).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Beberapa delegasi Indonesia diundang dalam kegiatan 6th ASEAN Children Forum (ACF) atau Pertemuan ke-6 Forum Anak ASEAN, Selasa (13/10/2020).

Seminar daring ACF tersebut diikuti oleh delegasi Indonesia dari Kementerian Sosial RI dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI. 

Para delegasi diundang untuk memaparkan penanganan dan situasi terkini yang dihadapi anak-anak di wilayah ASEAN. Dengan paparan tersebut, para delegasi menyertakan berbagai rekomendasi untuk mengatasi persoalan saat ini dan yang akan datang.

Forum ini lebih banyak mebahasa soal dampak Covid-19 terhadap anak-anak. 

Dihadiri delegasi anak dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Filipina, Laos, Brunei Darussalam, Vietnam, Myanma,  Art Pesigan sebagai Deputy Representative of WHO Office Indonesia, serta Rachel Harvey sebagai Region Adviser UNICEF for Asia and Pacific Region. 

Sebelum event ini berlangsung, Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan Biro Perencanaan Kemensos  bekerjasama dengan Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil Informasi dan Partisipasi Anak dan Biro Perencanaan dan Data KPPA memberikan materi pembekalan kepada Delegasi Anak.

Materi yang diberikan meliputi  pengetahuan seputar permasalahan anak di ASEAN, permasalahan mental anak-anak dalam menghadapi situasi pandemi Covid-19, pelatihan public speaking dan sesi berbagi pengalaman dengan para alumni.

Delegasi Anak Indonesia memaparkan hasil survei yang diikuti 340 responden dengan rentang usia 9-17 tahun tentang pengaruh Covid-19 terhadap kesehatan mental anak Indonesia.

Hasilnya menunjukan banyak responden anak mengaku kesulitan dengan tugas-tugas sekolah, ingin bermain dan berinteraksi dengan teman-teman seperti biasanya serta ingin menghabiskan waktu di media sosial karena kesepian. 

Baca Juga: Jadi Tuan Rumah ASEAN SLOM-WG, Kemnaker Dukung 5 Program Ketenagakerjaan

“Bagi anak penyandang disabilitas mental mengatakan bahwa mereka tidak bisa menjalani terapi karena banyak klinik yang tidak beroperasi atau ada  layanan.”

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI