"Hampir bisa dipastikan “Revolusi Akhlak” ini tidak akan bisa diwujudkan hanya dengan road show ceramah ala para muballigh. Sebab, perubahan mendasar itu paling efektif jika terjadi di struktur politik,” ujarnya.
Alasannya, tambah Tony, di dalam struktur politik ada kekuasaan yang mampu memaksa rakyat dan bangsa ini untuk berubah.
Sedangkan ceramah, sifatnya hanya imbauan yang tidak mengikat.
“Suka-suka umat, mau pakai atau tidak. Mau dimasukkan hati, atau dikeluarkan lewat telinga. Namanya juga pengajian,” tulisnya.
Tony menganalisis massa pendukung Habib Rizieq Syihab hanya akan menjadi kerumunan jika tidak dikelola dengan langkah konsolidasi dan strategi yang mampu memengaruhi struktur kekuasaan untuk melakukan perubahan yang mendasar.
“Sampai disini, jelas bedanya mana Revolusi Akhlak, mana majlis taklim,” pungkasnya.