Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Rabu (25/11/2020) dinihari karena diduga melakukan tindak koruspi ekspor benur yang tengah aktif dilakukan oleh Kementerian KKP.
Seiring dengan adanya dugaan tidak korupsi oleh Kementerian KKP ini, publik kembali menyoroti sambutan Edhy Prabowo saat momentum Hari Korupsi Sedunia 2019 lalu.
Jejak digital sambutan Edhy Prabowo masih dapat dilihat lewat akun Twitter @kkpgoid.
Dalam video itu, Edhy Prabowo mengajak seluruh petugas di Kementerian KKP untuk memberantas tindak korupsi.

"Peringatan Hari Korupsi Sedunia bukan sekadar simbol, harus menjadi semangat kita. Melihat korupsi jangan kelihatannya seolah-olah kita mengambil uang atau memanipulasi uang saja. Tapi tingkah laku sehari-hari kita juga itu mencerminkan kita memberantas korupsi atau tidak. Kadang-kadang kita terjebak dengan istilah korupsi adalah mengambil uang," ungkap Edhy Prabowo dikutip Suara.com.
Edhy Prabowo mengatakan, salah satu bentuk pencegahan korupsi adalah dengan melayani rakyat sepenuh hati tanpa tebang pilih.
Menurutnya, semua rakyat dari apapun golongannya wajib terima. Sebab, sudah tugas aparatur negara untuk melayani mereka.
"Intinya adalah hati kita mau gak melakukan itu. Misal anda sebagai petugas yang ditugaskan negara untuk melayani rakyat. Begitu ada yang datang ketemu anda, mau gak menerima [menerima tamu]. Itu saja dulu. Kalau anda memutuskan untuk tidak menerima, itu sudah korupsi wewenang. Orang yang sudah mengadu ke kita sudah tugas kita sebagai aparatur utk melayani mereka," ujar dia.
"Kalau kita semua lakukan itu, masalah korupsi akan tinggal cerita saja karena kita memahami tugas kita masing-masing," imbuh Edhy.
Baca Juga: Menteri Edhy Prabowo Ditangkap, Semua Karyawan Masuk Kantor KKP Diperiksa
Edhy Prabowo sendiri tidak menampik bahwa Kementerian KP sebelumnya sudah melakukan upaya pemberantasan korupsi. Hanya saja, dia menilai upaya itu masih bersifat fisik saja.