Natal Kala Pandemi Covid-19 di Palestina

Rabu, 23 Desember 2020 | 12:47 WIB
Natal Kala Pandemi Covid-19 di Palestina
Warga Kristen Palestina memakai pakaian Sinterklas ikut aksi protes dan melempari militer Israel memakai batu, 19 Desember 2017. [AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pemerintah mendirikan pusat operasi bersama di mana Kementerian Kesehatan, kantor perdana menteri, dan cabang keamanan membuat prosedur dan mendelegasikannya ke setiap gubernur di Tepi Barat.

Dulu, negara yang sangat mengandalkan bantuan asing ini mendapat kucuran dana yang cukup besar dari AS, USD 400 juta setahun. Sejak 2018, di bawah pemerintahan Trump, pendanaan itu dipangkas habis.

Washington hanya membantu USD 5 juta atau setara 1 persen dari anggaran bantuan sebelumnya, ketika ekonomi Palestina bangkrut dihantam virus corona.

Beberapa kritikus mengatakan, pemerintah gagal dalam mengelola dana bantuan sehingga Palestina tak bisa mengatasi virus corona secara baik.

"Warga Palestina tidak menerima bantuan apa pun dari pemerintah, meskipun [PA] menerima sejumlah besar," kata Anwar Abu Adas, pengacara hukum internasional yang berbasis di Ramallah.

"Pemerintah tidak menganggarkan dengan benar, dan uang itu tidak dibelanjakan sesuai rencana atau kesepakatan."

Dari sudut pandang yang berbeda, tepat di luar tembok pemisah di Yerusalem Timur, Rasheed Nashashibi menemukan cara agar bisnisnya tetap berjalan.

Golden Walls Hotel yang dibangun oleh kakeknya pada tahun 1964 kini berubah jadi penampungan pekerja Palestina.

Ia menampung mereka yang terjebak di Yerusalem setelah Israel menutup perbatasannya selama berbulan-bulan.

Baca Juga: Dibantai Fiorentina, Pemain Juventus Dianggap Sudah Pikirkan Libur Natal

"Kami memecat sebagian besar karyawan kami, sementara pemerintah (Israel) membayar mereka hingga 75 persen dari gaji. Hotel tidak pernah tutup."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI