Staf di sejumlah rumah sakit pemerintah di seluruh negara berpenduduk 54 juta orang itu mogok kerja atau mengenakan pita merah pada Rabu sebagai bagian dari aksi protes.
Gerakan Pembangkangan Sipil Myanmar yang baru dibentuk mengatakan para dokter di 70 rumah sakit dan departemen medis di 30 kota bergabung dalam protes tersebut.
Gerakan tersebut menuduh Angkatan Darat menempatkan kepentingannya di atas pandemi virus corona, yang telah menewaskan lebih dari 3.100 orang di Myanmar, salah satu korban tewas tertinggi di Asia Tenggara.
"Kami benar-benar tidak dapat menerima ini," kata Myo Myo Mon, 49 tahun, yang termasuk di antara dokter yang berhenti bekerja untuk memprotes.
"Kami akan melakukan ini dengan cara yang berkelanjutan, kami akan melakukannya dengan cara tanpa kekerasan ... ini adalah rute yang diinginkan oleh penasihat negara kami," katanya, mengacu pada Suu Kyi.