"Kami menemukan bahwa beberapa pasien tanpa gejala cenderung pulih dengan cepat. Ada kemungkinan tidak akan ada jejak virus di tenggorokan mereka setelah tiga hingga lima hari," kata Dr Li kepada CCTV.
Tetapi virus bertahan lebih lama pada sampel yang diambil dari saluran pencernaan dan kotoran pasien, dibandingkan dengan yang diambil dari saluran pernapasan.
Namun akurasi dan efisiensi tes swab anal masih menjadi perdebatan di kalangan para ahli.
Seorang ahli mengatakan kepada Global Times bahwa tes swab dari hidung dan tenggorokan masih yang paling efisien karena virus terbukti ditularkan melalui saluran pernapasan bagian atas daripada sistem pencernaan.
"Ada kasus mengenai tes virus corona positif pada kotoran pasien, tetapi tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa itu ditularkan melalui sistem pencernaan seseorang," kata Profesor Yang Zhanqiu dari Universitas Wuhan.