Cerita Dua Insinyur Indonesia di Balik Pembuatan Pesawat dan Roket di AS

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 18 Februari 2021 | 12:49 WIB
Cerita Dua Insinyur Indonesia di Balik Pembuatan Pesawat dan Roket di AS
Ilustrasi roket ke luar angkasa. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengalaman itu membuatnya mantap memilih jurusan teknik elektro di Universitas Maryland.

Avelino mengaku tak pernah mengalami kesulitan mencari pekerjaan karena kampusnya aktif membantu mencarikan peluang bagi para mahasiswanya. Perkenalannya dengan perusahaan Boeing berawal dari career fair atau pameran lowongan kerja di kampusnya.

“Meja Boeing panjang banget (antreannya). Saya penasaran kenapa panjang sekali antreannya? Kenapa banyak mau apply? Jadi saya ikut baris. Waktu saya di career fair habis untuk menunggu giliran. Akhirnya saya ngobrol dengan mereka, dan saya jadi tertarik untuk melamar,” kenangnya.

Selepas lulus, laki-laki yang hobi badminton ini pindah ke Seattle untuk bekerja. Selama empat tahun lebih di Boeing, Avelino pernah terlibat dalam proyek pesawat komersial tipe 767, 747, dan 737 sebelum ditempatkan di 797-9. Pada usia 26 tahun, ia sudah dipercaya untuk memimpin sebuah tim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI